kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krakatau Osaka Steel beroperasi


Jumat, 27 Januari 2017 / 11:38 WIB
Krakatau Osaka Steel beroperasi


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pabrik PT Krakatau Osaka Steel (KOS) di Cilegon, Banten memasuki produksi komersial. Tahap awal, KOS memproduksi baja tulangan alias reinforced bar (rebar).

Setelah memproduksi rebar, "Mulai Februari kami produksi baja siku komersial," kata Junji Uchida, Presiden Osaka Steel Co Ltd usai bertemu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Kamis (26/1).

KOS menargetkan produksi baja siku dan baja tulangan 200.000 ton per tahun di tahun ini. Sebanyak 60% baja tulangan dan 40% baja siku. "Tahun ini kami perkirakan permintaan nasional 150.000 ton," kata Uchida.

KOS juga berencana memproduksi baja tulangan untuk konstruksi berdiameter 50 milimeter (mm) atau S-50. KOS akan menjadi perusahaan pertama yang memproduksi S-50 di Indonesia.

Pabrik KOS yang beroperasi komersial itu berkapasitas maksimal 500.000 ton per tahun. "Mungkin akhir tahun depan bisa produksi 500.000 ton per tahun," kata dia.

KOS menangkap penjualan baja siku segmen konstruksi menara baja atau transmisi. Potensi pasar besar karena terkait proyek pembangkit listrik yang digeber pemerintah. Baja siku akan dikirim ke fabrikator yang telah ditunjuk PLN, misalnya Bukaka," kata Uchida.

Di pasar baja tulangan S-50 yang berdiameter besar dengan kekuatan lebih besar, Uchida melirik proyek jembatan, jalan tol, pondasi bangunan pencakar langit dan pondasi pembangkit listrik. "Mereka bisa pangkas kebutuhan baja hingga 20%. Biasanya tiga baja rebar, sekarang satu baja rebar 50 mm," kata Uchida.

KOS memperoleh bahan baku billet baja dari sejumlah negara, salah satunya Jepang. "Krakatau Steel belum memproduksi billet," kata Uchida.

KOS konsentrasi garap pasar domestik dan belum ekspor. "Pasar Indonesia cerah. Kami berani berinvestasi US$ 200 juta," kata Uchida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×