kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Jaya Ancol (PJAA) naik 3,15% di 2019


Senin, 20 April 2020 / 17:32 WIB
Laba Jaya Ancol (PJAA) naik 3,15% di 2019
ILUSTRASI. Petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke wahana bermain yang berada di lokasi wisata Ancol, Jakarta, Sabtu (14/3/2020). Pembersihan dilakukan guna mengantisipasi penyebaran virus corona.


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2019, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mengantongi peningkatan laba dan pendapatan sepanjang 2019 masing-masing sebesar 3,15% dan 5,46% secara tahunan.

Laba bersih PJAA yang dapat diatribuskan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 230,42 miliar di 2019 naik dari Rp 223,38 miliar di 2018. Adapun pendapatan meningkat menjadi Rp 1,35 triliun dari Rp 1,28 triliun di 2018.

Pendapatan PJAA disumbang dari tiga lini utama yakni penjualan tiket, real estate dan pendapatan hotel & restoran. Penjualan tiket masih menempati porsi pendapatan terbesar sebesar Rp 976,27 miliar atau meningkat 6,30% dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 918,33 miliar.

Baca Juga: Ini upaya Jaya Ancol (PJAA) menghadapi penyebaran virus corona

Pendapatan hotel menyumbang angka Rp 102,62 miliar naik 26,27% dari tahun 2018. Adapun pendapatan dari lini real estate menurun drastis 56,94% dari Rp23,97 miliar menjadi hanya Rp 10,32 miliar pada 2019.

Pada empat bulan 2020, PJAA sendiri masih menyiapkan startegi menghadapi krisis akibat wabah corona (Covid-19).

"Sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk melakukan penutupan unit-unit rekreasi dan resor di bawah PT Taman Impian Jaya Ancol mulai 14 Maret 2020 sampai batas waktu yang akan diinformasikan lebih lanjut," jelas Agung Prapono, Head of Corporate Secretary PJAA saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (20/4).

Selama masa penutupan ini, manajemen melakukan pola kerja work from home (WFH) dan work from office (WFO) dimana sekitar 82% karyawan melakukan pola kerja WFH, sisanya tetap melakukan pola kerja WFO terutama untuk pemeliharaan dan pengamanan.

"Kami secara bersama mulai dari tingkat direksi sampai karyawan bekerja bersama untuk melalui masa sulit ini dan setiap orang dari kami berkontribusi dan berperan aktif sesuai dengan kapasitas masing-masing," lanjut Agung.

Wabah corona berimbas pada rencana alokasi belanja modal (capex) yang masih dikaji dan disesuiakan dengan kondisi yang sekarang.

Baca Juga: Manajemen Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Buka Suara Soal Gugatan Rp 3,3 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×