kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lewat produk LNG, pemanfaatan gas bumi sebagai komoditas bisa dioptimalkan


Kamis, 23 April 2020 / 18:31 WIB
Lewat produk LNG, pemanfaatan gas bumi sebagai komoditas bisa dioptimalkan
ILUSTRASI. Kapal tanker LNG


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dianugerahi kekayaan energi yang melimpah, salah satunya gas bumi. Selain sebagai modal pembangunan nasional, gas bumi juga bisa dimanfaatkan sebagai komoditas yang diperjualbelikan.

Salah satu produk gas bumi yang cukup potensial adalah liquified natural gas (LNG). Saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) virtual dengan DPR RI, Selasa (21/4) lalu, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Gigih Prakoso Soewarto bilang, pihaknya tengah mengembangkan bisnis LNG yang dianggap menguntungkan dan bisa menjadi alternatif kala konsumsi gas bumi dalam negeri turun akibat wabah virus corona.

“Secara Cost of Goods Sold (COGS), LNG akan lebih kompetitif dibandingkan gas pipa,” kata dia, Selasa (21/4).

Baca Juga: Menelusuri kondisi pemanfaatan sumber gas bumi di Indonesia

Potensi LNG memang cukup meyakinkan. Berdasarkan data PGAS, pasar LNG global diperkirakan oversuplay hingga 2022 sampai 2025 mendatang.

Permintaan LNG global juga terus meningkat. Bila di tahun 2016 lalu, permintaan LNG baru berada di level 244 mtpa, maka di tahun 2030 nanti permintaan produk tersebut akan meroket hingga 455 mtpa atau naik 4,5% per tahun. Adapun Asia Selatan, Asia Tenggara, dan China menjadi potensi pasar LNG terbesar sampai tahun 2030 nanti.

Pengamat Migas sekaligus Pendiri Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto berpendapat, dengan kondisi cadangan gas bumi Indonesia sekarang, penyediaan produk LNG untuk diekspor ke luar negeri masih sangat memungkinkan tanpa harus melupakan kebutuhan domestik.

Bahkan menurutnya, untuk mendorong pemanfaatan gas bumi baik sebagai modal pembangunan nasional maupun sebagai produk komoditas, maka pola pikir anti ekspor atau impor harus dihilangkan.

“Karena memang seperti itu kondisi pasarnya. Apalagi sekarang pasokan gas khususnya LNG global juga berlebih dan harganya murah,” kata dia, Kamis (23/4).

Baca Juga: BPH Migas: Pengembangan infrastruktur demi dongkrak pemanfaatan gas bumi

Maka dari itu, kesiapan infrastruktur utama maupun pendukung LNG sangat penting untuk dikembangkan di Indonesia.

Sekadar catatan, PGAS telah memiliki rencana untuk membangun 17 LNG hingga tahun 2024 mendatang. Selain itu, perusahaan tersebut juga hendak membangun 7 LNG filling station untuk kendaraan truk dan kapal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×