kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lotte tak ingin jadi peritel ketinggalan zaman


Rabu, 19 Juli 2017 / 18:31 WIB
Lotte tak ingin jadi peritel ketinggalan zaman


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Lotte Mart Indonesia terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, manajemen terus berinovasi dan melakukan berbagai pengembangan. Sejauh ini, perusahaan memiliki tiga format yakni grosir, hypermarket dan supermarket. Ke depan, pihaknya akan terus adaptif terhadap perubahan zaman.

Joseph V. Buntaran, Presiden Direktur PT Lotte Mart Indonesia mengatakan saat ini ditengah lesunya sektor ritel, peritel perlu lebih atraktif untuk menumbuhkan penjualan. Lotte Mart juga akan meelakukan inovasi dan pengenalan konsep baru, namun dirinya mengatakan masih mendiskusikan dengan Lotte Group di Korea terkait hal ini.

"Saya rasa kita semua memang harus terus berpikir ke arah sana dan Lotte Mart dan grup dari Korea juga berpikir, bagamana nanti mengantisipasi (perubahan zaman) ke depannya supaya kami bisa survive," ujarnya di Jakarta, Rabu (19/7).

Menurutnya sudah banyak peritel yang mengenalkan konsep baru dengan tidak hanya mengandalkan penjualan produk saja. Banyak perusahaan yang sudah merubah konsepnya bukan hanya sebagai tempat belanja tetapi juga tempat rekreasi. Ke depan dirinya juga akan mengembangkan konsep baru, namu dirinya belum mau membuka.

"Program dan konsep sangat banyak, bisa 3 in 1 atau 4 in 1, konsep yang lain akan masih banyak. Seperti istilah yang paling gampang itu kita bicara omni channel, jadi orang bisa beli dan ambil barang dimana saja," lanjutnya.

Perusahaan tidak akan mengembangkan model ritel minimarket, karena memang adanya larangan bagi peritel asing untuk masuk ke format tersebut. Ke depan dirinya bakal terus berinovasi, apalagi dengan jumlah supplier diatas 3.000 supplier ketersediaan barang di gerai miliknya selalu ready stock.

"Kami punya grosir, hypermarket, dan supermarket. Dan kami sebagai asing tidak bisa bikin minimarket, tetapi prinsipnya suatu saat mungkin bisa dimanfaatkan juga sebagai salah satu cara mengembangkan konsep," lanjutnya.

Perlu diketahui, perusahaan saat ini memiliki 31 gerai grosir, 15 hypermarket dan 2 gerai supermarket. Tahun ini, perusahaan membangun 2 lagi gerai dengan format grosir dan ritel, sampai dengan kuartal I baru gerai ritel yang terealisasi. Untuk kebutuhan ekspansinya, perusahaan mengalokasikan dana mencapai Rp 200 miliar untuk dua gerai tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×