kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mal dan toko sepi, produsen sepatu bisa kehilangan potensi pendapatan US$ 980 juta


Rabu, 25 Maret 2020 / 21:27 WIB
Mal dan toko sepi, produsen sepatu bisa kehilangan potensi pendapatan US$ 980 juta
ILUSTRASI. Konsumen di sebuah gerai sepatu di Jakarta.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ancaman virus corona (Covid-19) masih membayangi industri sepatu dalam negeri. Pasalnya, sektor ritel yang selama ini menunjang serapan produksi sepatu di pasar dalam negeri tengah terpukul oleh corona.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie mengatakan pusat perbelanjaan dan toko yang sepi di tengah penyebaran corona telah membuat sejumlah pemilik merek sepatu membatalkan kontrak pemesanan ke pihak produsen sepatu dalam negeri.

Firman mengaku belum mengantongi data jumlah peritel ataupun pemilik merek yang melakukan pembatalan kontrak pemesanan sebab informasi tersebut diperoleh dari laporan kualitatif anggota asosiasi.

Baca Juga: Gara-gara corona, separuh perusahaan ritel China terancam kolaps dalam enam bulan

Yang terang, pesanan sepatu yang dibatalkan adalah pesanan sepatu untuk mengisi pasar pada periode Maret hingga lebaran. Sementara, berdasar pada preseden yang ada di tahun-tahun sebelumnya, momentum lebaran sendiri memiliki kontribusi yang tidak sedikit dalam total penjualan sepatu di pasar lokal sepanjang tahun.

“Pasar domestik kita di angka US$ 2,8 miliar, kalau pasar lebaran kira-kira 35%, maka kita akan kehilangan US$ 980 juta,” terang Firman ketika dihubungi Kontan.co.id  (24/03).

Sejauh ini, Firman mengaku belum menerima laporan adanya pembatalan kontrak dari anggota untuk penjualan ekspor. Namun demikian, ia bilang risiko pembatalan kontrak ataupun penurunan untuk penjualan ekspor tetap saja ada mengingat beberapa destinasi ekspor seperti Amerika Serikat dan Eropa juga tengah menghadapi permaslahan corona. 




TERBARU

[X]
×