kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Markplus Tourism mengeluarkan strategi Quality Tourism untuk hadapi corona


Kamis, 12 Maret 2020 / 21:12 WIB
Markplus Tourism mengeluarkan strategi Quality Tourism untuk hadapi corona
ILUSTRASI. Petugas memeriksa suhu tubuh penumpang pesawat yang tiba di area Terminal Kedatangan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Selasa (10/3/2020). Pengelola bandara tersebut mulai menerapkan pemeriksaan suhu tubuh kepada seluruh p


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus Corona atau COVID-19 sudah memukul perekonomian dunia, tak terkecuali industri pariwisata.

Pemerintah juga mulai menerapkan insentif seperti diskon tiket pesawat di sepuluh destinasi prioritas, penangguhan pajak hotel dan restoran, dan lain-lain.

Namun alangkah baiknya perlu dipikirkan juga strategi setelah krisis ini berakhir untuk membangun kembali pariwisata Indonesia.

Baca Juga: Ketua IDI himbau media mengurangi kepanikan masyarakat terhadap corona

MarkPlus Tourism sebagai unit bisnis MarkPlus, Inc. yang bergerak di sektor pariwisata merilis newsletter berupa infografis untuk melihat prospek dan strategi di masa depan terutama berbagai destinasi wisata pasca COVID-19.

"Karena MarkPlus Tourism percaya bahwa perilaku wisatawan akan berubah seusai krisis COVID-19. Seperti filosofi China, weiji yang artinya krisis. Jika dijabarkan lagi, wei artinya momentum bahaya, sementara ji momentum peluang. Di dalam krisis ada peluang. Setelah krisis COVID-19 berakhir, Indonesia wajib menangkap peluang dengan cepat dibanding negara lain," ujar Founder & Chairman MarkPlus Tourism Hermawan Kartajaya, dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Kamis (12/3).

Lebih jauh, dengan adanya pandemi COVID-19, wisatawan akan lebih mengutamakan keamanan dan keselamatan ketika berkunjung ke suatu destinasi. Artinya wisatawan dengan behaviour tersebut berasal dari segmen premium atau mereka yang pengeluarannya tinggi.

Sehingga bisa dipastikan ekspektasi wisatawan premium ini juga akan tinggi terhadap sebuah destinasi. Selain menginginkan keamanan dan keselamatan, mereka mengharapkan experience baru dan unik dari destinasi tersebut.

Selain itu aspek ketersediaan infrastruktur juga harus dipenuhi. Plus yang tidak boleh dilewatkan, yaitu keterjagaan alam dan budaya sebagai salah satu aspek daya tarik wisatawan datang ke destinasi.

Baca Juga: Donald Trump tutup pintu bagi pendatang dari Eropa

"Itu quality tourism, fokusnya bukan jumlah wisatawan, tapi berapa banyak uang dikeluarkan. Sebuah quality tourism, jumlah uang dikeluarkan pasti di atas rata-rata. Makanya segmen ini premium. Destinasi wisatanya pun harus punya kualitas," sambung Hermawan lagi.

Menurutnya, wisatawan China dari kalangan premium atau upper market akan kembali berwisata ketika virus Corona mereda.

Belum lagi wisatawan potensial lainnya dari negara tetangga, baik kawasan ASEAN, Australia maupun New Zealand.

"Oleh karena itu, tiap destinasi harus menyiapkan kawasannya menjadi quality tourism," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×