kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memanfaatkan peluang besar ekspor produk olahan kelapa Indonesia


Kamis, 20 Agustus 2020 / 11:40 WIB
Memanfaatkan peluang besar ekspor produk olahan kelapa Indonesia
ILUSTRASI. Pekerja memilih buah kelapa yang akan diambil isinya untuk dijadikan kopra di Desa Bantan Timur kabupaten Bengkalis, Bengkalis, Riau, Rabu (19/9). Harga kelapa cungkil basah untuk bahan baku kopra turun dari Rp4.000 per kg menjadi Rp2.000 per kg. ANTARA F


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksportir kelapa di dunia. Dari total nilai ekspor kelapa dunia pada 2019 yang US$ 11,6 miliar, Indonesia menguasai US$ 2,17 miliar. Namun nilai tersebut tergolong kecil bila dibandingkan potensi yang belum dikelola dengan maksimal.

Hal ini mengemuka dalam webinar forum diskusi kelapa Merebut Pasar Kelapa Dunia yang diselenggarakan Media Perkebunan dan Sahabat Kelapa Indonesia, Rabu (19/8).

Baca Juga: Buton Utara laksanakan ekspor perdana 12 ton kopra ke China

Dalam kesempatan itu juga secara virtual dilepas ekspor coco fiber dan coco peat ke Jepang oleh PT Mahligai Indococo Fiber dan briket arang kelapa ke Rusia oleh PT Tom Cococha Indonesia.

Perwakilan dari  International Coconut Comunity, Alit Pirmansah, mengatakan, dari total nilai ekspor kelapa dunia yang US$ 11,6 miliar, nilai ekspor terbesar berasal dari olahan daging kelapa yakni US$ 3,91 miliar, air kelapa US$ 3,41 miliar, tempurung US$ 2,21 miliar dan sabut US$ 0,2 miliar.

Sementara itu, dari total nilai ekspor kelapa Indonesia tahun 2019 yang sebesar US$ 2,17 miliar, ekspor olahan daging kelapa  merupakan terbesar yakni US$ 663,8 juta, olahan tempurung kelapa US$ 209,6 juta, olahan air kelapa US$ 35,3 juta dan olahan sabut US$ 12,6 juta.

Baca Juga: Bisnis produk kecantikan dari bahan baku buah merah asal Papua

Sementara itu, volume ekspor yang paling besar tahun 2019 adalah minyak kelapa 610.812 ton, kemudian kelapa segar 558.153 ton, arang tempurung kelapa 349.607 ton, kopra meal 237.639 ton, kopra 153.655 ton, desicated coconut 98.742 ton, produk sabut 37.928 ton, gula kelapa 36.465 ton, air kelapa 31.547 ton, santan 30.753 ton, karbon aktif 28.708 ton.

Secara umum perdagangan kelapa dunia tahun 2020 akan turun tetapi tidak  besar dan tidak untuk  seluruh produk. Ketika negara lain kesulitan memenuhi permintaan, ini jadi kesempatan untuk Indonesia menggantikan. Dalam jangka panjang prospeknya positif meskipun banyak tantangan yang harus diatasi.

Direktur Utama PT Tom Cococha Indonesia, Asep Jembar Mulyana, mengatakan, tempurung kelapa hanya 16% dari total volume kelapa, sehingga untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tergantung dari pengusaha minyak dan sabut kelapa. Sekitar 90% produsen arang briket tempurung kelapa di Indonesia memproduksi arang shisha.  Indonesia merupakan produsen arang shisha terbesar dan terbaik di dunia.

Baca Juga: Indonesia Menjajaki Peluang Barter Komoditas dengan Senjata Produksi Negara Lain

“Tidak ada negara lain yang sanggup membuat arang shisha sebaik Indonesia. Merupakan anugerah Tuhan kualitas tempurung kelapa Indonesia merupakan yang terbaik,” katanya. Arang briket kelapa satu-satunya pasar dimana demand lebih tinggi dari suply. Banyak permintaan yang tidak bisa dipenuhi oleh Asep karena keterbatasan bahan baku.

Bisnis ini tidak ada yang mengatur harga seperti minyak kelapa di bursa Roterdam, sehingga produsen bebas menentukan harga sendiri. Bahan baku 100% lokal dan produksi 100% diekspor.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×