kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mendag beri tengat waktu sepekan untuk pengusaha turunkan harga telur


Senin, 16 Juli 2018 / 21:38 WIB
Mendag beri tengat waktu sepekan untuk pengusaha turunkan harga telur
ILUSTRASI. Pedagang Telur Melayani Konsumennya di Pasar


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga telur yang terus terjadi paska lebaran menurut Kementerian Perdagangan (Kemdag) disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk menanggulanginya, Kemdag bakal memberikan tengat waktu satu pekan kepada seluruh pengusaha telur untuk menurunkan harganya secara bertahap.

Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita menjelaskan, pihaknya telah mengumpulkan berbagai tokoh stakeholder industri perunggasan untuk membahas anomali mahalnya harga telur pasca lebaran. Dari hasil pertemuan tersebut muncul empat faktor yang menjadi penyebab naiknya harga telur.

Pertama adalah tingkat produktivitas telur dari ayam yang menurun, salah satunya dikarenakan pelarangan penggunaan hormon Antibiotic Growth Promoters (AGP) yang memicu pertumbuhan dan daya tahan. Kedua, cuaca ekstrem mengganggu siklus ternak.

Ketiga, masa libur panjang menyebabkan peternak libur panjang. Keempat, adanya pihak-pihak yang mengambil keuntungan lebih pada mata rantai distribusi dari peternak ke pasar.

Maka Enggar memberikan waktu satu minggu kepada pengusaha telur untuk mengurangi harga secara bertahap. Lepas dari tenggang waktu tersebut, maka Kemendag dan Satgas Pangan akan melakukan intervensi kepada perusahaan integrator.

"Kita meminta integrator besar untuk mengeluarkan stoknya dan kami akan lakukan penjualan langsung di pasar, ini kalau harga tidak turun dalam satu minggu secara signifkan," jelasnya, Senin (16/7).

Tak hanya itu saja, Kemendag juga meminta dengan tegas kepada pelaku usaha untuk tidak mengambil keuntungan lebih dari kondisi mahalnya harga telur, dan meminta mata rantai pada jenjang distributor pertama, kedua dan ketiga dan seterusnya untuk melaporkan aliran mata rantainya.

"Bagi yang tidak mendaftarkan maka kita akan lakukan tindakan, baik juga ke gudang dan distributornya," kata Enggar. Bila harga kembali normal sebelum tenggat waktu satu minggu tersebut, maka intervensi pasar tidak akan dilakukan.

Terkait depresiasi rupiah, Enggar mengakui ada dampaknya pada pakan dan proyeksi harga Day Old Chicken (DOC) yang jadi naik. Tapi kenaikan tersebut tidak berdampak terlalu signifikan.

Mengutip informasi harga pangan Jakarta, rata-rata harga telur di Jakarta mencapai Rp 28.395 per kilogram. Harga paling tinggi di Pasar Pulo Gadung dengan harga Rp 31.000 per kg dan terendah di Pasar Cempaka Putih di Rp 23.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×