kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,27   -11,24   -1.20%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjaring Untung dari Ikan Kerapu


Kamis, 25 September 2008 / 19:44 WIB
Menjaring Untung dari Ikan Kerapu
ILUSTRASI. TAJUK - SS kurniawan


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Test Test

Siang itu, matahari mulai condong ke barat. Angin bertiup kencang saat beberapa orang terlihat sibuk di pinggiran pantai di utara Bali. Beberapa orang berdiri pada kayu yang berbentuk bujur sangkar di atas air laut, menyerupai tambak. Mereka mengangkat jaring nilon di sekeliling kayu dan terlihat puluhan ikan sepanjang 50 cm dan berkulit keras berlompatan.

Yang berlompatan dan berkulit keras itu adalah ikan kerapu. Ikan yang terkenal dengan kelembutan dan kelezatan dagingnya itu baru dipanen dari keramba jaring apung, tempat budidaya dan pembesaran ikan bernilai ekonomis tinggi.

Salah satu petani yang membudidayakan ikan kerapu di Singaraja, Bali, adalah Ahmad Badri. Pemilik usaha budidaya ikan kerapu Kawan Abadi Aquaculture itu menuturkan, ikan kerapu terdiri dari berbagai jenis, seperti kerapu macan, kerapu tikus, kerapu lumpur, dan kerapu sunu. Ikan kerapu memiliki daging yang lembut dan enak. Bukan hanya pasar dalam negeri, permintaan ikan kerapu di luar negeri juga sangat tinggi.

Ahmad menambahkan, lantaran permintaan di luar negeri lebih tinggi, pasar ekspor ikan kerapu mencapai 60%, lebih besar dibandingkan pasar dalam negeri sebesar 40%. Ekspor ikan kerapu sebagian besar ke negara-negara Asia seperti Hong Kong, Jepang, Taiwan, Vietnam, Malaysia, dan Cina. Bahkan, di Jepang, memakan ikan kerapu memiliki gengsi tersendiri. "Jika ada yang memesan olahan kerapu di restoran, maka tamu lain akan berdiri memberi hormat," ungkapnya.

Nah, karena sangat enak, harga ikan kerapu relatif cukup mahal ketimbang harga ikan laut lainnya. Belum lagi, budidaya ikan kerapu sangat sulit. Maklum, ikan yang terkenal malas ini gampang stres dan suka ngambek tidak mau makan kalau sering terjadi gelombang. "Jadi ikan ini rentan mati," ujarnya. Ahmad yang mengekspor bibit ikan kerapu ini mengatakan, harga jual ikan kerapu tergantung dari ukuran dan berat. Untuk bibit kerapu macan harganya Rp 600 per sentimeter (cm), kerapu lumpur Rp 400 per cm, dan kerapu tikus Rp 1.500 per cm.

Menurutnya, ikan kerapu layak dikonsumsi bila bobotnya mencapai 600 gram per ekor atau lebih dari 1 kilogram. Untuk mencapai bobot tersebut, setiap jenis ikan kerapu membutuhkan waktu berbeda. Kerapu lumpur membutuhkan waktu 9 bulan, kerapu macan 1 tahun, dan kerapu tikus sampai 2 tahun. Sedangkan Ahmad mengekspor kerapu macan ukuran 2,5 cm sampai 7,5 cm sebanyak 500.000 ekor. "Ukuran itu sudah aman untuk dilepas di keramba," ujarnya.

Lee Okverano, pengumpul ikan kerapu di Madura mengatakan, selama ini dia membeli ikan kerapu dari nelayan dan menampungnya di keramba milik sendiri. "Kami membeli kerapu lumpur Rp 150.000 per kg dan menjualnya Rp 200.000 per kg ke eksportir. Sedangkan kerapu tikus, kami menjual Rp 700.000 per kg," kata pemilik Diagonal Fish itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×