kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri ESDM: Biofuel bakal berperan penting dalam transisi energi bersih


Rabu, 30 September 2020 / 10:28 WIB
Menteri ESDM: Biofuel bakal berperan penting dalam transisi energi bersih
ILUSTRASI. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif (


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menghadiri pertemuan hari kedua tingkat Menteri Energi G20. Pertemuan tersebut berhasil mencapai kesepakatan Komunike Bersama Menteri Energi G20 sekaligus menyepakati dokumen terkait Circular Carbon Economy (CCE) Platform.

Dalam komunike bersama, Menteri Energi G20 mengakui bahwa krisis saat ini selain berdampak langsung terhadap kesehatan, ekonomi, dan sosial, juga telah menyebabkan ketidakstabilan pasar energi global.

Para Menteri Energi G20 juga mencatat adanya efek tidak proporsional yang ditimbulkan pandemi terhadap masyarakat dan komunitas yang paling rentan. Mereka juga menggarisbawahi perlunya kepastian bahwa upaya pemulihan sektor energi tidak boleh meninggalkan siapa pun.

Baca Juga: Strategi pemanfaatan energi hijau di Indonesia

Maka dari itu, para Menteri Energi G20 sepakat pentingnya kerja sama internasional dalam memastikan ketahanan sistem energi yang menguntungkan seluruh pihak.

"Kami menekankan bahwa tantangan langsung yang ditimbulkan oleh pandemi tidak menyurutkan tekad kami untuk memajukan upaya kami dengan mengeksplorasi berbagai pilihan dan memanfaatkan beragam teknologi dan bahan bakar sesuai dengan konteks nasional untuk memastikan pasokan energi yang stabil dan tidak terputus untuk mencapai pertumbuhan ekonomi," bunyi butir keempat Komunike Bersama tersebut dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM yang dikutip Kontan.co.id, Rabu (30/9).

Sementara pada dokumen CCE Platform, Menteri Energi G20 sepakat bahwa biofuel atau bahan bakar nabati merupakan salah satu komponen penting untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui teknologi dan inovasi (element reduce) serta menetralkan emisi karbon melalui proses alami dan dekomposisi (element recycle).

Terkait pemanfaatan biofuel, Arifin bilang, Indonesia tengah melakukan upaya membangun kemandirian dan kedaulatan energi nasional dengan mendorong peningkatan pemanfaatan biofuel.

Salah satu inovasi yang berhasil dilakukan pemerintah adalah implementasi biodiesel 30% (B30) atau pencampuran bahan bakar solar dengan minyak sawit di sektor transportasi. Keberadaan B30 diperkirakan dapat menurunkan emisi karbon sebesar 16,9 juta ton CO2e.

"Program pemanfaatan biodiesel ini menjadi bentuk nyata partisipasi aktif Indonesia dalam aksi penurunan emisi GRK global," ujar dia. 




TERBARU

[X]
×