kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri ESDM: Penyesuaian harga gas diharapkan memberikan dampak positif bagi negara


Kamis, 04 Juni 2020 / 09:25 WIB
Menteri ESDM: Penyesuaian harga gas diharapkan memberikan dampak positif bagi negara
ILUSTRASI. Menteri ESDM?Arifin Tasrif. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif kembali menyaksikan secara virtual penandatanganan Side Letter of PSC dan Letter of Agreement (LoA) antara Penjual dan Pembeli gas bumi dengan volume sebesar 226,19 BBTUD. Hal ini dilakukan dalam rangka implementasi Kepmen ESDM No. 89K/10/MEM/2020 dan Kepmen No. 91K/10/MEM/2020.

Dengan penandatanganan yang berlangsung pada Rabu (3/6), seluruh volume gas yang telah terkomitmen untuk mendukung pemberlakuan penyesuaian harga gas bumi untuk industri tertentu dan ketenagalistrikan bertambah menjadi 564,63 BBTUD.

Baca Juga: Pelanggan keluhkan tagihan membengkak, ESDM: Tarif listrik Juli-September 2020 tetap

Arifin kembali menekankan bahwa kebijakan penyesuaian harga gas ini diharapkan memberikan dampak positif bagi negara. Di antaranya adalah tambahan pajak dan dividen dari sektor industri, pengurangan pengeluaran pemerintah untuk subsidi pada sektor pupuk dan kelistrikan, meningkatkan daya saing industri, dan menyerap tenaga kerja.

"Khusus di sektor industri, melalui harga gas yang kompetitif diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri, kapasitas produksi, investasi, dan menyerap tambahan tenaga kerja, sehingga secara tidak langsung juga akan memperbaiki iklim investasi di Indonesia," jelas Arifin dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Rabu (3/6) kemarin.

Sebagai informasi, saat ini gas diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tahun 2019, porsi gas untuk pasar dalam negeri mencapai 64,90% dan ditargetkan terus meningkat menjadi 68% pada tahun 2024 mendatang.

Sektor pembangkit listrik dan industri menjadi sektor dengan konsumsi gas terbesar di Indonesia, masing-masing sebesar 13,66% dan 26,02%. Gas juga digunakan sebagai bahan baku industri pupuk, Liquefied Natural Gas (LNG) dalam negeri, lifting minyak, gas kota, transportasi, dan juga diekspor dalam bentuk LNG.

Baca Juga: Permintaan batubara domestik menyusut, seiring dengan merosotnya permintaan PLN

Kementerian ESDM pun memberikan apresiasi tinggi baik kepada pimpinan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), pimpinan Badan Usaha Niaga Gas Bumi, dan Industri pengguna gas bumi yang telah mendukung kebijakan penyesuaian harga gas bumi untuk sektor industri.

Adapun 9 KKKS yang telah menandatangani Side Letter of PSC kemarin antara lain PT Pertamina EP, Minarak Brantas Gas Inc., PT Pertamina Hulu Energi NSO, PT Pertamina Hulu Energi Ogan Komering, PT Pertamina Hulu Energi Jambi Merang, PT Pertamina Hulu Energi OSES, Energi Mega Persada (EMP) Bentu Ltd., Kangean Energi Indonesia (KEI), dan PT Pertamina Hulu Mahakam.




TERBARU

[X]
×