kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merck (MERK) bidik sektor bahan baku obat dan biofarma untuk dongkrak kinerja


Kamis, 02 Mei 2019 / 19:07 WIB
Merck (MERK) bidik sektor bahan baku obat dan biofarma untuk dongkrak kinerja


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merck Tbk (MERK) telah merampungkan renovasi tahap empat plant miliknya di Jakarta pada tahun lalu. Renovasi ini diklaim mampu tingkatkan produksi Merck hingga 1,6 miliar tablet per tahun.

Direktur Plant PT Merck Arryo Aritrixso dalam paparan publik di Kantor Merck, Kamis (2/5) mengatakan, dengan peningkatan produksi tersebut pihaknya siap melakukan ekspansi ke negara-negara lainnya. Ia bilang, pihaknya siap membidik negara-negar ayang berada di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik.

Pada 2018 volume produksi MERK mencapai 596 juta tablet dan kapsul terdiri dari 90% produk solid dan 10% produk liquid dan semi-solid.  Sementara itu, pemasaran produk ekspor sebesar 40% dan domestik 60%. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2019, laba MERK anjlok 77,87% menjadi Rp 11,55 miliar dibandingkan periode sama 2018 yang mencapai Rp 52,21 miliar.

Direktur Keuangan Merck Bambang Nurcahyo mengatakan, ada beberapa perubahan pada kuartal pertama 2019 khususnya pasca pelepasan sektor consumer health yang membuat laba mereka rontok.

Sektor tersebut memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi penurunan laba perusahaan namun proses pelepasan tetap harus dilakukan. "Keputusan berasal dari induk perusahaan di Jerman, jadi Merck di seluruh dunia melepaskan sektor consumer health," jelas Bambang.

Meski demikian, ke depannya MERK mencoba membidik sektor bahan baku obat dan sektor biofarma. Lebih rinci, untuk sektor biofarma, Merck terlibat dalam private market dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Menurut Direktur Biofarma Merck Evie Yulin, biofarma mampu tumbuh dua hingga tiga kali lipat dari pertumbuhan pasar. "Bahkan tahun lalu tumbuh tujuh kali lipat," ungkap Evie.

Pada tahun 2018, biofarma menyumbang Rp 521 miliar atau sebesar 44% terhadap penjualan perseroan. Besaran pennualan tersebut terdiri dari 80% private market dan 20% JKN.

Perusahaan berencana terus menyasar sektor biofarma karena prospek cerah yang ditawarkan. Lebih lanjut Evie bilang walau pertumbuhan pasar biofarma masih satu digit namun ada beberapa hal yang menarik. "Beragam penyakit di Indonesia masih minim dalam hal diagnosa dan penanganan," ujar Evie.

Ia menambahkan sekaligus sebagai tantangan, kondisi ini juga merupakan kesempatan untuk Merck. Selain itu ke depannya Merck akan tetap terlibat dalam JKN sebab program tersebut menangani banyak pasien tiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×