kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski pendapatan bersih naik, bottomline Sampoerna Agro (SGRO) tahun lalu melorot


Jumat, 03 April 2020 / 15:38 WIB
Meski pendapatan bersih naik, bottomline Sampoerna Agro (SGRO) tahun lalu melorot
ILUSTRASI. Sampoerna Agro (SGRO). Meski pendapatan bersih naik, bottomline SGRO tahun lalu melorot.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) masih mampu meraih pertumbuhan penjualan di tahun 2019. Meski dari sisi perolehan laba bersih terdapat penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Mengulik laporan keuangan terbaru perseroan sepanjang tahun kemarin penjualan bersih tercatat senilai Rp 3,26 triliun, naik tipis 1,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,2 triliun. Sedangkan beban pokok penjualan terkerek 3,18% year on year (yoy) menjadi Rp 2,59 triliun di tahun 2019.

Baca Juga: Jaga kinerja, Toba Bara Sejahtera (TOBA) antisipasi dampak pandemi corona

Menurut Michael Kesuma, Head of Investor Relations SGRO kinerja perseroan terbebani oleh penurunan harga CPO dan inti sawit yang berkontribusi besar bagi penjualan perusahaan. "Namun bisa diredam dengan naiknya volume penjualan dan produktivitas," sebutnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/4).

Naiknya volume penjualan 12% masih dapat membantu kenaikan pendapatan bersih, namun meningkatnya produktivitas membuat beban pokok meningkat. Hal ini menggerus perolehan laba kotor SGRO menjadi Rp 677,41 miliar di tahun 2019 atau turun 1,9% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 690,93 miliar.

Meski demikian pos beban lainnya tidak menampakkan lonjakan besar, bahkan kata Michael perusahaan masih membukukan kenaikan laba usaha dobel digit. Dari Rp 351,09 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 391,59 miliar di sepanjang tahun 2019.

Baca Juga: Latinusa (NIKL) mencetak laba bersih US$ 2,68 juta di 2019

Namun perusahaan harus membayar beban pajak penghasilan di tahun lalu senilai Rp 133,94 miliar atau melonjak 68,8% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 79,44 miliar. Hal tersebut mengikis perolehan laba bersih perseroan menjadi Rp 33,15 miliar saja, atau turun 40% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan nilai Rp 55,52 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×