kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Olympic meraup untung dari pelemahan rupiah dan perang dagang


Selasa, 04 September 2018 / 13:37 WIB
Olympic meraup untung dari pelemahan rupiah dan perang dagang
ILUSTRASI. Furnitur PLANO dari CahayaSakti Investindo Sukses


Reporter: Aulia Fitri Herdiana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen furniture kayu, PT Cahaya Sakti Multi Intraco, atau yang lebih dikenal Olympic Group panen untung. Pasalnya, ditengah pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS), perusahaan ini justru merasakan dampak positifnya. 

"Dampak perang dagang Amerika dan China, akhirnya Amerika jadi melirik pasar furniture Indonesia, Vietnam dan sekitarnya, ini peluang bagi kami," ucap Au Bintoro, pendiri sekaligus Komisaris Utama Cahaya Sakti Multi Intraco, Selasa (4/9).

Ia bahkan menerangkan penjualan lokal dan ekspor bertumbuh 60% pada tahun 2017 dibanding tahun 2018. Adanya dua momentum besar yang terjadi saat ini, yakni pelemahan rupiah terhadap dollar AS dan perang dagang AS-China membuat Au yakin penjualan tahun 2018 tumbuh hingga 100%.

Hingga semester I-2018, rata-rata penjualan Olympic tumbuh berkisar 15%-20% dibanding periode yang sama tahun lalu dengan total nilai penjualan lokal mencapai Rp 600 miliar. Sementara penjualan ekspor tercatat diatas penjualan lokal, tambah Au. Namun ia tidak menjelaskan besaran angkanya.

"Sebenarnya pasar lokal kita turun kisaran 20%-30%, akibat pergesaran daya beli dan gaya hidup. Orang sekarang lebih senang belanja makanan, pakaian, travelling secara online dibanding belanja furniture," terangnya kemudian.

Ia juga tidak menampik, penjualan furniture melalui online bukanlah hal yang akan disenangi masyarakat dan tidak banyak mempengaruhi penjualan. Sehingga upaya yang akan dilakukan Olympic ialah menyediakan call center dimana pelanggan dapat memesan furniture sesuai keinginan dan kebutuhannya. Petugas Olympic akan datang ke rumah pelanggan untuk berkonsultasi dan mengukur secara langsung.

Au mengatakan, kendala biaya menjadi salah satu yang dikhawatirkan oleh pelanggan jika melalui call center. "Maka kita gunakan teknologi mesin dari Eropa, melalui mesin ini mau bikin 1 atau 10 buah harganya akan sama saja," ucapnya.

Olympic menganggarkan biaya investasi mencapai Rp 2 miliar-Rp 3 miliar untuk membeli mesin asal Jerman tersebut. Sementara itu, hingga akhir tahun, Olympic juga akan menambah dua pabrik baru di Sukabumi dan Pontianak. Pabrik di Sukabumi rencananya akan dikhususkan untuk produksi ekspor.

"Dalam 5 tahun kedepan, kita ingin komposisi ekspor dan lokal kita bisa 50:50, saat ini lokal masih mendominasi 80%," ucapnya lagi.

Tahun 2018, Olympic menargetkan penjualan mencapai US$ 1 juta per bulannya atau setidaknya mencapai Rp 1,5 triliun hingga akhir tahun. Kontribusi penjualan terbesar ialah bedroom set dan springbed yang mencapai 80% dari total penjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×