kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Panen kopi Vietnam membeludak, harga akan turun?


Rabu, 22 September 2010 / 07:28 WIB
Panen kopi Vietnam membeludak, harga akan turun?


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Produksi kopi di Dak Lak Vietnam membeludak. Pemerintah Vietnam menyatakan cuaca sangat mendukung saat tanaman kopi berbunga, sehingga diperkirakan produksi kopi robusta Vietnam bisa meningkat 5,3%. Alhasil, harga kopi robusta pun merosot.

Deputi Direktur Provinsi Bagian pertanian dan Pembangunan Pedesaan Dak Lak Nguyen Ban Sinh memperkirakan panen kopi robusta yang dimulai pada 1 Oktober nanti sebesar 400.000 ton, naik dari prediksi awal yang sebesar 380.000 ton.

Asal tahu saja, dari total lahan perkebunan kopi di Vietnam yang seluas 500.000 hektar, sebanyak 180.000 hektar berada di Dak Lak. Peningkatan produksi kopi di Dak Lak ini diperkirakan akan bisa menekan harga kopi robusta dan bisa menahan laju harga kopi arabica.

Meski begitu, Direktur Eksekutif Organisasi Kopi Internasional Nestor Osorio bilang saat ini situasi permintaan dan penawaran kopi di pasar dunia sangat ketat. Pasalnya selain mempengaruhi produksi kopi dunia, perubahan cuaca saat ini juga mempengaruhi kualitas biji kopi. Alhasil, Goldman Sachs Group Inc juga menaikkan prediksi harga kopi arabica dari US$ 1,80 per pound dari US$ 1,55 per pound.

Kepala Kantor Budidaya Departemen Pertanian Dak Lak Huynh Quoc Thich bilang untuk tahun ini tanaman kopi menghasilkan buah yang lebih banyak karena cuaca yang mendukung saat pembungaan. "Tapi ada sedikit kekhawatiran biji kopi yang dihasilkan pada tahun ini lebih kecil ketimbang tahun lalu," katanya.

Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Rachim Kartabrata mengatakan, cuaca yang tidak kondusif bagi tanaman kopi memang bisa berpengaruh pada ukuran biji kopi yang dihasilkan. "Vietnam mungkin mendapat keberuntungan karena cuacanya mendukung saat pembungaan tanaman kopi," ungkapnya kepada KONTAN, Selasa (21/9).

Belum tentu turun harga

Meski panen di Vietnam diperkirakan akan meningkat, tapi Rachim bilang ini belum tentu bisa menurunkan harga kopi dunia. Penurunan harga kopi robusta saat ini masih merupakan imbas dari spekulasi saja. "Ini sangat tergantung pada kebijakan pemerintah Vietnam apakan akan melepas semua panen kopinya ke pasaran atau akan menyimpannya sebagai cadangan," ujarnya. Pasalnya, perubahan cuaca yang terjadi akhir-akhir ini membuat beberapa negara penghasil komoditas sedikit berhati-hati untuk melakukan ekspor komoditasnya.

Rachim menambahkan, untuk kopi robusta, Vietnam memang penghasil utama yang bisa mempengaruhi pasar. Ia mengatakan jika pemerintah Vietnam benar-benar menyimpan cadangan kopinya, maka harga kopi robusta dunia akan tetap stabil, atau cenderung meningkat. "Tapi kalau Vietnam mengguyur pasar dengan panen kopinya, maka penurunan harga kopi dunia akan berlanjut," ujarnya. Sayangnya, Rachim belum bisa memperkirakan seberapa besar penurunan harga kopi ini.

Meski begitu, ia mengatakan secara fundamental perubahan cuaca yang terjadi saat ini sangat berpengaruh pada penurunan produksi kopi dunia. "Secara mendasar, produksi kopi dunia turun dan harga masih akan tetap naik," jelas Rachim.



JAKARTA. Produksi kopi di Dak Lak Vietnam membeludak. Pemerintah Vietnam menyatakan cuaca sangat mendukung saat tanaman kopi berbunga, sehingga diperkirakan produksi kopi robusta Vietnam bisa meningkat 5,3%. Alhasil, harga kopi robusta pun merosot.

Deputi Direktur Provinsi Bagian pertanian dan Pembangunan Pedesaan Dak Lak Nguyen Ban Sinh memperkirakan panen kopi robusta yang dimulai pada 1 Oktober nanti sebesar 400.000 ton, naik dari prediksi awal yang sebesar 380.000 ton.

Asal tahu saja, dari total lahan perkebunan kopi di Vietnam yang seluas 500.000 hektar, sebanyak 180.000 hektar berada di Dak Lak. Peningkatan produksi kopi di Dak Lak ini diperkirakan akan bisa menekan harga kopi robusta dan bisa menahan laju harga kopi arabica.

Meski begitu, Direktur Eksekutif Organisasi Kopi Internasional Nestor Osorio bilang saat ini situasi permintaan dan penawaran kopi di pasar dunia sangat ketat. Pasalnya selain mempengaruhi produksi kopi dunia, perubahan cuaca saat ini juga mempengaruhi kualitas biji kopi. Alhasil, Goldman Sachs Group Inc juga menaikkan prediksi harga kopi arabica dari US$ 1,80 per pound dari US$ 1,55 per pound.

Kepala Kantor Budidaya Departemen Pertanian Dak Lak Huynh Quoc Thich bilang untuk tahun ini tanaman kopi menghasilkan buah yang lebih banyak karena cuaca yang mendukung saat pembungaan. "Tapi ada sedikit kekhawatiran biji kopi yang dihasilkan pada tahun ini lebih kecil ketimbang tahun lalu," katanya.

Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Rachim Kartabrata mengatakan, cuaca yang tidak kondusif bagi tanaman kopi memang bisa berpengaruh pada ukuran biji kopi yang dihasilkan. "Vietnam mungkin mendapat keberuntungan karena cuacanya mendukung saat pembungaan tanaman kopi," ungkapnya kepada KONTAN, Selasa (21/9).

Meski panen di Vietnam diperkirakan akan meningkat, tapi Rachim bilang ini belum tentu bisa menurunkan harga kopi dunia. Penurunan harga kopi robusta saat ini masih merupakan imbas dari spekulasi saja. "Ini sangat tergantung pada kebijakan pemerintah Vietnam apakan akan melepas semua panen kopinya ke pasaran atau akan menyimpannya sebagai cadangan," ujarnya. Pasalnya, perubahan cuaca yang terjadi akhir-akhir ini membuat beberapa negara penghasil komoditas sedikit berhati-hati untuk melakukan ekspor komoditasnya.

Rachim menambahkan, untuk kopi robusta, Vietnam memang penghasil utama yang bisa mempengaruhi pasar. Ia mengatakan jika pemerintah Vietnam benar-benar menyimpan cadangan kopinya, maka harga kopi robusta dunia akan tetap stabil, atau cenderung meningkat. "Tapi kalau Vietnam mengguyur pasar dengan panen kopinya, maka penurunan harga kopi dunia akan berlanjut," ujarnya. Sayangnya, Rachim belum bisa memperkirakan seberapa besar penurunan harga kopi ini.

Meski begitu, ia mengatakan secara fundamental perubahan cuaca yang terjadi saat ini sangat berpengaruh pada penurunan produksi kopi dunia. "Secara mendasar, produksi kopi dunia turun dan harga masih akan tetap naik," jelas Rachim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×