kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,20   9,85   1.06%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar gedung perkantoran masih akan tertekan di tahun ini


Kamis, 09 Januari 2020 / 22:24 WIB
Pasar gedung perkantoran masih akan tertekan di tahun ini
ILUSTRASI. Colliers International Indonesia memperkirakan pasar gedung perkantoran masih akan tertekan di tahun ini.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Colliers International Indonesia memperkirakan pasar gedung perkantoran masih akan tertekan di tahun ini. Penyebabnya ketidakseimbangan antara pasokan dengan permintaan.

Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto memaparkan, berdasar risetnya, tingkat okupansi perkantoran di Jakarta tahun ini diperkirakan turun menjadi 82,5% dari keterisian hingga akhir 2019 sebanyak 83,4%. Ia memperkirakan, okupansi akan turun, walaupun jumlahnya tidak terlalu tinggi terutama di kawasan CBD (central business district).

"Sementara di luar kawasan CBD penurunan akan lebih tinggi karena penyerapannya tak sebaik di CBD sehingga akan ada penyesuaian yang cukup lumayan sekitar 1%-2%," ujarnya di Jakarta, Rabu (8/1).

Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) masih lihat potensi pertumbuhan bisnis gedung perkantoran

Karenanya, sejak tahun lalu banyak pengembang yang mengerem memasok kantor baru dengan memundurkan waktu penyelesaian. Namun, akibatnya tahun ini pasokan di daerah CBD sekitar 270.000 m2 dari tujuh gedung perkantoran yang akan beroperasi.

Untuk mengatasi hal tersebut, tak sedikit pengembang yang sudah mulai menurunkan harga sejak pertengahan tahun lalu bahkan bisa dinego.

Dari data Colliers, rata-rata tarif sewa perkantoran yang ditawarkan sepanjang 2019 turun 2,7% (year on year/yoy) menjadi sebesar Rp 276.456 per meter persegi. Tren penurunan harga sewa ini diprediksi bakal berlanjut hingga 2020 mendatang menjadi Rp 270.000 per meter persegi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×