Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan mobil nasional dari periode Januari sampai Agustus masih didominasi oleh model Low Multi Purpose Vehicle (LPMV) dan juga Low Cost Green Car (LCGC). Hanya saja, Agen Pemegang Merk (APM) masih was-was mengenai nilai tukar Rupiah yang melemah terhadap Dollar Amerika Serikat (AS).
Dari data Gaikindo pada delapan bulan 2018 ini, tercatat penjualan retail dari atau dari diler ke konsumen mencapai 759.167 unit atau naik 11,4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 681.557 unit.
Sedanngkan untuk penjualan wholesales atau dari pabrikan ke diler mencapai 763.336 unit atau naik 6,9% dari periode sama tahun lalu sebesar 714.075 unit.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yakin penjualan mobil hingga akhir tahun 2018 mampu menembus 1,1 juta unit. "Sampai bulan Agustus 2018 sudah mencapai 765.000 unit, itu angka yang baik sekali," jelas Johannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo kepada Kontan.co.id, kemarin.
Menurutnya, rata-rata penjualan mobil mencapai lebih dari 100.000 unit per bulan pada tahun 2018.
Dian Asmahani, Brand Manager Wuling Motors Indonesia menyampaikan penjualan Wuling sampai Agustus masih positif. Dari data Gaikindo, tercatat penjualan ritel Wuling mencapai 10.497 unit.
Padahal tahun ini produsen otomotif asal China itu mematok target penjualan 30.000 unit lewat model Multi Purpose Vehicle (MPV) Confero dan juga model terbaru Cortez.
"Kami masih mengevaluasi target jual dan fokus kami untuk saat ini memperkuat after sales lewat jaringan diler yang saat ini sudah mencapai 81," kata Dian kepada Kontan.co.id, Rabu (19/9).
Adapun Dian mengaku model LPMV masih menjadi pasar terbesar Indonesia. Selain itu ada model SUV yang diyakini juga prospeknya baik. Apalagi tahun depan rencananya Wuling akan mengeluarkan model SUV terbarunya. Sayangnya detail waktunya belum bisa dibeberkan.
Mukiat Sutikno, Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia menjelaskan akibat melemahnya nilai tukar Rupiah sudah ada kenaikan harga jual sekitar Rp 5 juta untuk model Santa Fe and H-1.
"Pasar agak menantang karena nilai tukar Dollar AS yang tinggi. Tapi kami optimis bisa mencapai penjualan wholesales 1.300 unit," kata Mukiat kepada Kontan.co.id, Rabu (19/9). Tahun lalu penjualan produsen asal Korea Selatan ini mencapai 1.271 unit.
Jonfis Fandy, Marketing & After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM) pernah mengatakan bahwa saat ini pasar LPMV masih mendominasi sekitar 32% dari pasar nasional. Disusul pasar LCGC mencapai 26%. "Segmen LCGC masih akan terus naik walaupun pasar flat di angka 1 juta unit," kata Jonfis.
Sayangnya untuk detail penjualan Honda belum mau diinformasikan. Tetapi Jonfis mengakui target penjualan nasional yang dicanangkan Gaikindo tahun ini bisa terlampaui. Catatan saja Honda baru saja meluncurkan model Honda Brio baru yang menyasar pasar LCGC dan juga city car.
Vice President Director PT Toyota-Astra Motor, Henry Tanoto menjelaskan kontribusi entry segment (agya dan calya) terhadap penjualan toyota sampai dengan saat ini adalah sekitar 26.4%, dan diperkirakan akan tetap stabil sampai akhir tahun.
"Penjualan Agya relatif stabil banding tahun lalu, sedangkan Calya sedikit menurun, karena awal tahun lalu masih periode post launching," kata Henry kepada KONTAN beberapa saat lalu.
Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono menjelaskan pasar ekspor masih potensial. Bahkan ekspor ke Vietnam sudah pulih kembali. "Fortuner, Avanza, Agya dan Rush sudah kami ekspor kembali," kata Warih kepada Kontan.co.id, Rabu (19/9).
Tahun ini TMMIN berharap kinerja total ekspornya bisa terungkit hingga 217.000 unit mobil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
