kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar rokok kian tertekan akibat pandemi virus corona (Covid-19)


Kamis, 07 Mei 2020 / 18:17 WIB
Pasar rokok kian tertekan akibat pandemi virus corona (Covid-19)
ILUSTRASI. Pangsa pasar rokok berpeluang menyusut akibat corona. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri rokok terdampak pandemi virus corona, akibatnya pangsa pasar rokok berpeluang menyusut. Produsen rokok, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) sempat dikabarkan melakukan penghentian produksi guna membatasi penyebaran wabah.

"Kami memutuskan untuk melakukan penghentian sementara kegiatan produksi di pabrik Rungkut 2 sejak tanggal 27 April 2020 sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian," ujar Elvira Lianita, Direktur HMSP kepada Kontan.co.id, Senin lalu (4/5). Sayangnya ia enggan memberikan rincian lebih lanjut kapan pabrik beroperasi kembali dan bagaimana pengaruhnya ke bisnis perusahaan.

Baca Juga: Pemprov Jatim pastikan tidak ada penarikan produk HM Sampoerna

Elvira hanya mengatakan, penghentian sementara ini bertujuan agar perseroan dapat melaksanakan pembersihan dan sanitasi secara menyeluruh di area pabrik Rungkut 2 guna menghentikan tingkat penyebaran virus yang saat ini telah berdampak pada beberapa karyawan HMSP di lokasi tersebut.

Mengulik laporan keuangan perseroan, sepanjang tahun 2019 kemarin HMSP membukukan pendapatan bersih Rp 106,05 triliun, turun tipis dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 106,74 triliun. Sedangkan laba bersih ada kenaikan walau kecil, dari Rp 13,53 triliun di 2018 menjadi Rp 13,72 triliun di tahun 2019.

Sementara itu produsen rokok lainnya, PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) mengatakan saat ini pabriknya tetap beroperasi. Meski demikian Mercy Francisca Hutahaean, Legal and External Affairs Director, Bentoel Group memastikan operasional pabrik dijalankan dengan Menerapkan standar kebersihan, kesehatan, dan keamanan yang tinggi sesuai dengan anjuran dari Pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pabrik Bentoel di Indonesia merupakan pusat ekspor (export hub) untuk Kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah di mana Mercy bilang, perusahaan sedang mengembangkan bisnis ekspor kami untuk turut memberikan kontribusi pada pendapatan negara.

Baca Juga: Bea Cukai amankan jutaan batang rokok ilegal, potensi kerugian Rp 1,1 miliar

Soal keberadaan Pembatasan Sosial Berskala Besar, Bentoel berusaha mematuhinya. "Sembari mematuhi himbauan Pemerintah terkait PSBB, kami memang melihat adanya dampak terhadap distribusi produk-produk kami akibat banyaknya toko ritel yang tutup," kata Mercy kepada Kontan.co.id, Rabu (6/5).

Sebelum terjadinya pandemi COVID-19 pun, sebenarnya kata Mercy industri tembakau telah mengalami penurunan yang tajam akibat kenaikan cukai dan harga jual eceran yang menurut Pemerintah akan menurunkan pangsa pasar rokok hingga sebesar 15%.

"Saat ini, dengan adanya COVID-19 yang telah memberikan dampak pada daya beli konsumen, kami dapat memperkirakan bahwa industri tembakau akan mengalami penurunan yang lebih besar daripada yang telah diprediksi sebelumnya," terangnya.

Menilik laporan keuangan perseroan yang terakhir dipublikasikan, sampai dengan kuartal-III 2019 penjualan bersih RMBA mengalami penurunan menjadi Rp 14,91 triliun, dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp 15,95 triliun. Namun dari sisi bottomline, perusahaan mampu meraih laba bersih Rp 11,25 miliar setelah rugi bersih di kuartal-III 2018 yang mencapai Rp 423 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×