kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan meningkat, okupansi perkantoran di Jakarta masih akan melemah hingga 2019


Minggu, 28 Oktober 2018 / 18:36 WIB
Pasokan meningkat, okupansi perkantoran di Jakarta masih akan melemah hingga 2019
ILUSTRASI. Deretan gedung perkantoran di Jakarta


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi bisnis perkantoran tahun ini masih belum banyak berubah. Tingkat hunian gedung-gedung perkantoran masih rendah di Jakarta masih rendah meskipun aktivitas sewa-menyewa mulai meningkat.

Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan, hingga saat ini belum ada keseimbangan antara aktivitas sewa-menyewa dengan jumlah pasokan yang masuk. Suplai baru ruang kantor yang masuk tahun ini masih jauh lebih besar dari serapan yang ada.

"Sehingga kami perkirakan tingkat hunian perkantoran masih akan turun sampai akhir tahun. Jika kuartal III okupansi 82% di CBD maka akhir tahun dengan tambahan suplai baru akan menjadi 80%," kata Ferry mengutip paparan kondisi pasar properti kuartal III 2018, Minggu (28/10).

Bahkan sampai tahun 2019, kondisi okupansi perkantoran di Jakarta belum akan bagus karena suplainya masih tetap tinggi. Ferry memperkirakan, kondisinya akan mulai membaik pada tahun 2020 karena suplai sudah mulai berkurang sedangkan perusahaan yang masih wait and see selama tahun politik akan mengeksekusi rencana ekspansinya di tahun tersebut.

Kondisi perkantoran di Jakarta tahun ini masih oversupply. Menurut data Colliers, pasokan baru ruang kantor di area Central Business District (CBD) Jakarta tahun 2018 mencapai 611.377 meter persegi. Ini merupakan jumlah pasokan tertinggi sepanjang masa. Di luar CBD, pasokan sampai akhir tahun akan mencapai 172.569 meter persegi.

Sedangkan yang akan terserap sampai akhir tahun di area CBD diprediksi hanya sekitar 300.000 meter persegi. Artinya akan ada suplai yang akan berpindah ke tahun 2019. Suplai baru yang akan masuk di 2019 akan mencapai sekitar 200.000 meter persegi.

Dengan tambahan carry over tahun ini maka total pasokannya akan mencapai sekitar 500.000 meter persegi tahun 2019. Sementara permintaaan diprediksi hanya akan mencapai sekitar 250.000 meter persegi-300.000 meter persegi. "Jadi kondisi tahun depan juga masih akan tertekan," ujar Ferry.

Ciputra Group juga mengakui bahwa okupansi perkantoran mereka tahun masih stagnan dan belum berubah signifkan sejak akhir tahun 2017 lalu. Kendati begitu, gedung-gedung perkantoran yang dimiliki perusahaan ini mendapat inquiries atau pernyataan minat yang cukup besar.

Artadinata Djangkar, Direktur Ciputra Group mengatakan, jumlah inquiries yang ditangani Ciputra Group besar sekali tahun 2018. Peningkatan pernyataan minat tersebut terutama dari sektor ecommerce, asuransi, serta perusahaan-perusahaan kecil yang semula berkantor di ruko dan ingin pindah ke office building.

"Secara umum okupansi belum begitu baik karena suplai yang datang pada tahun 2017 sangat besar. Tetapi demand naik, inquiries tahun ini bertambah banyak sekali tahun ini," kata Arta baru-baru ini.

Inquiry dari perusahaan kecil yang selama ini berkantor di ruko sangat besar karena menurut Arta sedang terjadi perubahan perilaku. Jika dulu ruko laku sekali, saat ini pelan-pelan sudah mulai pindah ke gedung-gedung perkantoran terutama di wilayah non central business district (CBD).

Permintaan minat sewa kantor yang pindah dari ruko dihadapi Ciputra Group untuk proyek perkatoran Ciputra International Puri. Meskipun inquiry itu naik, Arta belum bisa memperkirakan kapan keputusan transaksi akan dilakukan. Sementara inquiries dari sektor asuransi meningkat karena sektor tersebut banyak melakukan ekspansi pembukaan kantor-kantor baru.

Saat ini, Ciputra Group memiliki empat gedung perkantoran di Jakarta. Tiga di antaranya merupakan kombinasi strata title dan sewa yaitu DBS Tower, Tokopedia Tower dan Ciputra International Puri. Sedangkan satu lagi yakni Citra Towers Kemayoran adalah gedung kantor yang dijual ke konsumen alias strata title.

DBS Tower memiliki luas area 61.000 m² dimana 25% adalah strata dan sisanya sewa. Okupansinya saat ini mencapai 96%. Sementara Tokopedia Tower memiliki luas bersih 63.000 meter persegi dimana 50% merupakan area sewa dan separuh lagi dijualbelikan.

Tokopedia Towers mulai beroperasi pada akhir 2017. Arta bilang okupansi perkantoran ini sudah mencapai 70% saat ini. Dari total okupansi, 35% dari strata tittle dan 35% lagi dari area sewa. Selain Tokpedia yang menyewa sekitar 12.000 m², ada satu penyewa lagi yang masuk ke Tokopedia Tower dengan luas yang lebih kecil.

Sementara Ciputra International Puri Office Tower memiliki luas 30.000 m². Sekitar 40% merupakan strata dan sisanya sewa. Area strata title yang sudah dipaasarkan sejak tahun 2015 itu sudah terjual 40%. Sedangkan untuk area sewa, perusahaan masih melakukan penjajakan dengan satu perusahaan besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×