kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelat Timah Nusantara (NIKL) harapkan indikator makro ekonomi kuatkan kinerja di 2020


Kamis, 14 November 2019 / 16:27 WIB
Pelat Timah Nusantara (NIKL) harapkan indikator makro ekonomi kuatkan kinerja di 2020
ILUSTRASI. Pekerja PT Latinusa (Pelat Timah Nusantara).sebagai anak perusahaan PT Krakatau Steel mengawasi mesin looper tower' dalam rangkaian produksi tinplate atau lembar timah di kawasan Industri Cilegon Banten (1/9) Latinusa memproduksi bahan baku kemasan susu,


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang memproduksi tinplate PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2019 mampu mencetak cuan sebesar US$ 1,85 juta ditopang selisih kurs. 

Melansir laporan keuangannya, perusahaan yang biasa disebut Latinusa ini pada periode yang sama tahun lalu merugi US$ 3,20 juta. Selain itu, pendapatan neto Latinusa naik tipis 0,26% year on year (yoy) menjadi US$ 123,79 juta. Kontribusi paling besar dari segmen Coil sebesar US$ 67,92 juta disusul segmen sheet sebesar US$ 55,87 juta. 

Baca Juga: Meski bukukan laba, analis sarankan wait and see saham NIKL, ini alasannya

Kendati demikian, walaupun NIKL mampu meraih cuan di periode ketiga tahun ini, Pelat Timah Nusantara masih belum bisa memastikan apakah bisa mempertahankan cuan sampai dengan akhir tahun. 

"Untuk perolehannya nanti, kita lihat akhir tahun saja ya," jelas Direktur Utama Pelat Timah Nusantara,  Ardhiman T.A saat ditemui Kontan di Jakarta, Kamis (14/11). 

Baca Juga: Pelat Timah Nusantara (NIKL) bukukan laba US$ 1,84 juta pada kuartal III 2019

Ardhiman berharap ada faktor eksternal yang bisa menopang kinerja perusahaan agar lebih baik lagi. Namun demikian, Ardhiman tidak menampik outlook bisnis emiten berkode saham NIKL di tahun 2020 bisa saja positif ditopang indikator ekonomi yang baik. 

Dia bilang tahun depan, makro ekonomi diproyeksikan pemerintah bakal lebih dari 5% atau Produk Domestik Bruto (PDB) mampu lebih dari 5,1% dan hal ini bisa menguatkan pendapatan dan laba perusahaan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×