kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan harga batubara tekan kinerja Golden Eagle Energy (SMMT) sepanjang 2019


Senin, 01 Juni 2020 / 17:17 WIB
Pelemahan harga batubara tekan kinerja Golden Eagle Energy (SMMT) sepanjang 2019
ILUSTRASI. Golden Eagle Energy Tbk.?www.go-eagle.co.id


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan harga batubara sepanjang tahun 2019 berpengaruh pada kinerja PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) pada tahun lalu.

SMMT mengalami penurunan laba bersih sebesar 91,09% (yoy) menjadi Rp 6,82 miliar di tahun lalu. Pada tahun 2018, emiten ini masih bisa meraup laba bersih sebesar Rp 76,61 miliar.

"Tren penurunan harga batubara di sepanjang tahun 2019 menekan performa perusahaan," ungkap Sekretaris Perusahaan SMMT Chrismasari Dewi Sudono kepada Kontan.co.id, Kamis (28/5).

Baca Juga: Laba bersih Golden Eagle Energy (SMMT) anjlok 91% meski pendapatan naik di 2019

Kendati demikian, pada tahun lalu SMMT sukses mencatatkan pendapatan sebesar Rp 250,26 miliar sepanjang tahun 2019 atau naik 31,43% (yoy) dibandingkan realisasi di tahun sebelumnya sebesar Rp 190,41 miliar.

Chrismasari menjelaskan, kenaikan pendapatan tersebut ditopang oleh kenaikan volume penjualan khususnya lewat produksi tambang di Sumatera Selatan.

Sepanjang tahun lalu, realisasi penjualan dan produksi hampir berimbang mencapai 1,7 juta ton. Adapun, proporsi pasar ekspor mencakup hampir 70% dari volume penjualan tahun lalu.

Kendati demikian, manajemen SMMT belum mau buka-bukaan soal besaran belanja modal untuk tahun ini.

"Perusahaan saat ini masih meminimumkan belanja modal, menunggu situasi membaik," ujar Chrismasari.

Baca Juga: Ada penundaan kewajiban penggunaan kapal nasional, ini kata Golden Eagle (SMMT)

SMMT juga tengah mengkaji mengenai target produksi di tahun ini sembari mempertimbangkan harga batubara dan kondisi pasar yang dinilai turut terdampak pandemi Covid-19.

"Di tahun 2020 ini dengan adanya pandemi dan terus berlanjutnya penurunan harga, strategi perusahaan adalah menjaga tingkat operasi untuk dapat bertahan di masa pandemi dan terus melakukan efisiensi yang memungkinkan," jelas Chrismasari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×