kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelonggaran LTV tumpul karena suku bunga naik dan batasan tenor kredit


Rabu, 04 Juli 2018 / 18:27 WIB
Pelonggaran LTV tumpul karena suku bunga naik dan batasan tenor kredit
ILUSTRASI. Deretan gedung perkantoran dan apartemen


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan relaksasi aturan loan to value (LTV) yang dirilis Bank Indonesia (BI) diperkirakan tidak akan banyak berpengaruh dalam mendorong sektor properti. Kebijakan itu dinilai tumpul karena dibarengi dengan kenaikan suku bunga dan batasan maksimal tenor Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) juga tidak panjang.

Associate Director Investment Service Colliers International Indonesia Aldi Garibaldi mengatakan, kebijakan dengan membebaskan uang muka KPR tidak akan bisa menarik minat masyarakat menengah bawah untuk melakukan pembelian rumah. Pasalnya, dengan tanpa down payment (DP), konsumen harus menanggung cicilan yang lebih besar dengan bunga kredit yang tinggi dan tenor KPR yang dibatasi.

Menurut Aldi, uang muka bukanlah persoalan utama dalam pembelian hunian tetapi pada kemampuan mencicil setiap bulannya. "Jadi untuk mendorong penjualan itu, suku bungan juga harus dijaga. Agar cicilan bisa rendah maka tenor juga harus diperpanjang. Harusnya yang diubah juga aturan tenor ini. Kalau tidak, kebijakan tanpa DP ini tidak berpengaruh," jelas Aldi, Rabu (4/7).

Sementara, Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers International Indonesia mengatakan, berdasarkan riset yang mereka lakukan, konsen utama konsumen dalam melakukan pembelian apartemen bukan uang muka melainkan fokus pada suku bunga.

Ferry menambahkan hasil riset Colliers tersebut terkonfirmasi dengan survei yang dilakukan Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta pada semester I-2018. Survei tersebut mengatakan, LTV hanya menyumbang 2% terhadap persoalan yang dihadapi pengembang. 

"Persoalan utama yang dihadapi pengembang adalah masalah pajak dan perizinan. Jadi kalau mau mendorong properti, kebijakan LTV ini juga harus dibarengi dengan suku bunga yang terjaga dan tenor pinjaman yang lebih panjang," kata Ferry.

Berdasarkan data Colliers, pembelian apartemen di Jakarta dan sekitarnya selama ini belum banyak menggunakan mekanisme kredit perbankan. Sebagian besar masih menggunakan cash installment atau tunai bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×