kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendiri MarkPlus: Kita butuh kreativitas, inovasi dan leadership di era corona


Sabtu, 04 Juli 2020 / 09:04 WIB
Pendiri MarkPlus: Kita butuh kreativitas, inovasi dan leadership di era corona
Hermawan Kartajaya, Founder and Chairman MarkPlus Inc.


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah corona (Covid-19) menghantam banyak sektor bisnis. Misalnya tingkat okupansi perhotelan di Bali merosot lantaran sepi kedatangan para turis.

Namun pakar marketing sekaligus Founder and Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya menyatakan kondisi tersebut tidak bisa sepenuhnya menyalahkan wabah corona.

"Kalau pengusaha hotel itu punya DNA perhotelan, saya yakin tidak akan bangkrut. Pasti akan berusaha keras dan tahu caranya bertahan. Jika tidak bisa artinya DNA-nya memang tidak di situ. Pandemi adalah waktu tepat untuk keluar dari bisnis yang bukan DNA-nya," ungkap Hermawan dalam webinar Hermawan Katajaya Live, Big Momentum: Prepare Now, Actualize Next! pada Kamis (2/7) lalu.

Baca Juga: Markplus : Sejak pandemi, layanan digital multifinance kian diminati

Webinar ini adalah seri kedua setelah seri pertama pada 3 April 2020 diikuti lebih dari 700 audiens, yang melalui aplikasi Zoom. Seri kedua mendatangkan hampir 1.000 peserta.

Menurut Hermawan, di awal Covid-19 banyak orang panik dan tidak ada yang mempersiapkan bisnisnya dengan baik. Banyak yang menganggap enteng dengan asumsi kuartal ketiga pandemi selesai.

Namun sekarang lambat laun banyak usaha mulai beradaptasi dan mempersiapkan bisnis agar bertahan di saat krisis. Apalagi memasuki kuartal ketiga, wabah corona juga belum selesai bahkan banyak prediksi wabah ini memanjang hingga kuartal keempat.

Baca Juga: Moeldoko sebut new normal bukan back to normal, begini penjelasannya

Hermawan mengungkapkan ada empat kunci agar bisnis bisa bersaing dan tetap berkembang di era Covid-19. "Kreativitas (creativity), inovasi (innovation), entrepreneurship, dan leadership atau disingkat CIEL. Karena Covid-19 bisnis itu harus omni, menggabungkan dua hal berbeda. Seperti bisnis offline kini harus ada online juga," sambung dia, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, pekan ini.

Hermawan menilai kreativitas harus ada untuk mendukung produktivitas. Tanpa kreativitas, usaha hanya rutinitas dan sulit adaptif. Yang dilakukan itu-itu saja. Lalu harus ada inovasi untuk mendukung kreativitas.

Setiap usaha harus dibangun dari pertanyaan, seberapa baik inovasi untuk menjadi solusi masyarakat. Menurut Hermawan, bisnis itu harus problem solving. Di tengah Covid-19, produk apa yang bisa ditawarkan untuk menyelesaikan masalah konsumen.

"Berbeda dengan sebelum Covid-19. Inilah opportunity atau kesempatan. Makanya perlu entrepreneurship, seseorang yang bisa memanfaatkan kesempatan dari perubahan masyarakat. Konsumen berubah, dia pun ikut berubah," terang Hermawan.

Baca Juga: MarkPlus: Konsep new normal belum satu suara, pemerintah perlu perkuat komunikasi

Ketiga elemen tadi kemudian disempurnakan dengan leadership atau kepemimpinan. Di situlah kemampuan manajerial untuk mengkombinasikan banyak elemen. Karena yang dikelola bukan hanya soal memanfaatkan kesempatan bisnis, tapi harus memikirkan cashflow, sampai profit and loss.

Hermawan memprediksi dan berharap bulan Juli ini Covid-19 menyentuh puncak, kemudian mulai stabil menurun menjelang kuartal keempat sampai akhirnya memasuki 2021. Maka tidak heran melansir data IMF, ekonomi Indonesia di 2020 diprediksi merosot menjadi -0,3%.

Namun di 2021 ekonomi diprediksi naik cukup tinggi di angka 6,1%. "Tahun 2021 harus dimanfaatkan. Jangan sampai tidak, kuncinya dari sekarang di empat poin tadi. Bahkan kalau bisa berpikir jangka panjang karena Indonesia akan bonus demografi pada 2030. Ini harus jadi kesempatan," pungkas Hermawan.

Baca Juga: Industri Transportasi Kehilangan Rp 9 Triliun Selama Pandemi Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×