kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat Penerbangan: Kebutuhan layanan maskapai LCC masih akan terus ada


Kamis, 03 Desember 2020 / 22:10 WIB
Pengamat Penerbangan: Kebutuhan layanan maskapai LCC masih akan terus ada
ILUSTRASI. Lion Air Group. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat penerbangan, Alvin Lie, mengatakan jika kebutuhan masyarakat terhadap maskapai jenis low cost carier (LCC) akan terus ada walaupun saat ini harga tiketnya bisa lebih mahal.

Ia mengatakan, kondisi ini dilatarbelakangi oleh masih ditutupnya akses masuk ke beberapa negara karena pandemi COVID-19, sehingga berkorelasi pada produktifitas dan tarif mengangkut penumpang per kilometer.

Ia menambahkan, maskapai juga tidak bisa menentukan harga tiket sebab Pemerintah mengatur ketentuan harga tiket pesawat melalui aturan batas atas, batas bawah hingga batas minimum.

"Dengan begitu, bukan lagi namanya persaingan sehat jika Pemerintah mengatur secara rigid seperti itu. Bahkan ketika airlines bisa lebih efisien pun, mereka tidak boleh jual harga tiketnya di batas bawah. Saat permintaan tinggi dan maskapai kurang, mereka tidak boleh menaikkan harga," ujarnya saat dihubungi Kontan, Kamis (3/12).

Mengenai tingkat keterisian penumpang, Alvin lebih jauh menjelaskan saat ini maskapai penerbangan secara perlahan mulai meninggalkan tipe pesawat superjumbo seperti Airbus 380 dan Boeing 747 untuk mencapai keterisian 70% sampai 80%.

Baca Juga: Garuda Indonesia tetap antisipasi lonjakan penumpang walau cuti bersama dipangkas

Maskapai penerbangan mulai mencoba mengganti ke pesawat berukuran lebih kecil untuk mencapai titik breakevent seperti Airbus 350. Namun, menurut Alvin hal ini pun masih menunggu pula pembukaan kembali akses untuk memasuki negara-negara lain.

"Saat ini, Indonesia memang tertolong dengan pasar domestik. Kita punya persyaratan perjalanan udara lebih longgar untuk domestik daripada ke rute internasional," kata dia.

Dia berkata, pemangkasan hari libur cuti bersama juga tidak akan membawa dampak siginifikan. Menurutnya penumpang yang telah berencana berwisata nenggunakan pesawat tetap akan bepergian.

"Begitupula dengan perusahaan yang bekerja di sektor ekspor dan impor, hingga bea cukai. Aktivitas mungkin juga akan libur. Persediaan bahan baku juga sudah diatur. Apakah mampu mengubah jadwal yang perbedaannya dua hari? Sepertinya tidak sempat. Lebih baik stop produksi dan libur daripada membayar lembur," tutup dia.

Selanjutnya: Angkasa Pura II bersiap mendukung kelancaran angkutan Natal dan Tahun Baru 2020/2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×