kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penguatan industri perikanan di Natuna mendesak dilakukan


Selasa, 07 Januari 2020 / 15:20 WIB
Penguatan industri perikanan di Natuna mendesak dilakukan
ILUSTRASI. Warga melihat ikan tongkol hasil tangkapan nelayan yang dilelang di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Lampulo, Banda Aceh, Aceh, Selasa (29/11).


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) meminta pemerintah memperkuat industri perikanan di kawasan Natuna. Hal itu mengingat besarnya potensi hasil laut di kawasan Natuna tersebut.

Potensi ikan di kawasan Natuna yang masuk dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711 dengan estimasi potensi perikanan sebanyak 767.000 ton. Kapal pun dinilai Ketua Harian Iskindo M. Abdi Suhufan sudah banyak.estimasi jumlah kapal ukuran di atas 30 Gross Tonnage (GT) sebanyak 811 unit kapal di Natuna.

Baca Juga: Bakamla: Kapal China masih beroperasi di perairan Natuna

"Belum lagi ditambah dengan izin yang dikeluarkan oleh daerah untuk kapal ukuran di bawah 30GT," ujar Abdi dalam siaran pers, Selasa (7/1).

Sarana dan pra sarana di Natuna pun dinilai sudah cukup lengkap. Telah ada dermaga, pabrik es, coldstorage dan bengkel nelayan di Natuna. Namun, proses bisnis perikanan di kawasan Natuna belum berjalan. Hal itu yang menjadi masalah utama tidak berkembangnya industri perikanan di Natuna.

"Selama ini ikan hasil tangkapan tidak didaratkan di Natuna tapi dibawa ke pulau Jawa dan Tanjung Balai Karimun," terang Abdi.

Baca Juga: Menko Polhukam Mahfud MD temukan 24 UU bidang kelautan yang tumpang tindih




TERBARU

[X]
×