kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Spindo turun 23% di sepanjang 2020


Senin, 05 April 2021 / 10:17 WIB
Penjualan Spindo turun 23% di sepanjang 2020
ILUSTRASI. Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (ISSP) membukukan penjualan bersih sebesar Rp 3,77 triliun selama 2020. Perolehan penjualan bersih ini turun 23% dari penjualan tahun 2019. Senada dengan turunnya penjualan, laba Spindo juga turun 5% year on year (yoy) menjadi Rp 175,83 miliar. 

Sekretaris Perusahaan dan investor relation Spindo, Johannes Edward mengatakan kinerja yang kuat pada kuartal IV 2020 menghasilkan laba bersih yang tumbuh dibandingkan pencapaian laba di periode 9 bulan 2020 yang sebesar Rp 49 miliar. Menurutnya, kuartal empat adalah kuartal yang paling menguntungkan di sepanjang 2020. 

"Harga baja terus meningkat terutama sejak kuartal IV 2020 karena penutupan pabrik atau pembatasan produksi di negara produsen baja akibat Covid-19 yang menyebabkan kekurangan suplai baja," jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (5/4). 

Johannes bilang, dengan tingkat persediaan Spindo yang mencukupi, perusahaan dapat membeli secara selektif dan memprioritaskan pembelian hanya untuk produk yang mendesak. Adapun terbatasnya suplai juga memungkinkan penyesuaian harga jual sesuai dengan perkembangan harga baja global. Hal ini selanjutnya mendukung upaya pemeliharaan margin dan keuntungan yang diperoleh selama kuartal IV 2020. 

Baca Juga: ini penyebab harga jual besi dan baja di tingkat ritel naik lebih dari 20%

Johannes menjelaskan lebih lanjut, di tahun lalu Spindo juga mampu meningkatkan Gross Profit Margin (GPM) secara konsisten hingga sekitar 15% meskipun volume totalnya lebih rendah dibandingkan tahun 2019. 

"Hal ini sangat memuaskan bagi manajemen, mengingat umumnya margin keuntungan sektor industri baja terkait erat dengan volume," kata Johannes.  

Menurut Johannes, hasil tahun 2020 dinilai sangat baik mengingat kondisi yang ada. Hal ini karena kombinasi dari beberapa faktor, terutama adalah upaya efisiensi berkelanjutan. Tak hanya itu, upaya ini dikombinasikan dengan manajemen dan perencanaan pembelian, perencanaan operasional dan produksi, dan upaya pemasaran dan penjualan yang efektif sehingga mendukung ekspansi margin lebih lanjut.

Johannes menjelaskan di sepanjang 2020 Spindo mencatatkan total liabilitas menurun sebesar Rp 585 miliar yang secara signifikan meningkatkan rasio Hutang / EBITDA sebesar 4,2x di 2020  dibandingkan dengan 2019 yang sebesar 4,7x. EBITDA terhadap beban bunga juga meningkat signifikan menjadi 2,3x dari 1,7x dan 2,3 masing-masing pada tahun 2018 dan 2019. 

Adapun di 2020, Spindo mencatatkan jumlah aset sebesar Rp 6,07 triliun. Jumlah liabilitasnya senilai Rp 2,74 triliun dan jumlah ekuitas senilai Rp 3,33 triliun. 

Selanjutnya: Prospek industri baja Tanah Air tak terpengaruh tudingan dumping China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×