kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan bea masuk sawit India untuk Malaysia dan Indonesia dapat kerek harga CPO


Minggu, 16 Desember 2018 / 14:01 WIB
Penurunan bea masuk sawit India untuk Malaysia dan Indonesia dapat kerek harga CPO
ILUSTRASI. Kelapa sawit


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan bea masuk impor sawit India terhadap ekspor sawit Malaysia dan Indonesia berpotensi mengerek volume pengiriman sawit dari kedua negara. Kementerian Perdagangan (Kemdag) menyampaikan analisis singkat dengan metode regresi untuk menimbang efek penurunan bea tersebut.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemdag, Kasan menyampaikan, tarif BM CPO India untuk Malaysia sesuai Preferensi IM CECA per tanggal 1 Januari 2019 akan turun menjadi 40% dari 44%. Penurunan tarif ini sama seperti penurunan tarif BM CPO India untuk Indonesia sesuai AIFTA yang juga turun menjadi 40% dari 44%.

Artinya baik India maupun Indonesia sebenarnya sama-sama menerima fasilitas perdagangan yang serupa dan memberikan kesempatan untuk perbaiki perdagangan sawit kedua negara dan harga komoditas tersebut. "Kita harapkan paling lambat awal kuartal II-2018 sudah terlihat dampaknya thd harga CPO," kata Kasan kepada Kontan.co.id, Jumat (14/12).

Kasan memaparkan, tarif BM RBD Palm Oil (PO) India untuk Malaysia sesuai preferensi IM CECA per tanggal 1 Januari 2019 turun dari 54% menjadi 45%. Sementara tarif BM RBD PO India untuk Indonesia sesuai AIFTA per tanggal 1 Januari 2019 turun dari 54% menjadi 50%. Per tanggal 31 Desember 2019, tarif BM RBD PO India dalam skema AIFTA akan sama dengan skema IM CECA sehingga tarifnya sama-sama sebesar 45%.

Atas kebijakan India terhadap Malasia tersebut, Kasan memperhitungkan perubahan BM India berdampak signifikan terhadap volume impor CPO dari Indonesia. Setiap kenaikan tarif 1% di India akan menurunkan volume impor dari Indonesia sebesar 3.958,7 Ton. Begitupun sebaliknya jika tarif turun 1% akan menaikkan ekspor sebanyak 3.958,7 Ton.

Dengan demikian penurunan tarif dari 44% menjadi 40% pada tahun 2019 akan menyebabkan kenaikan volume ekspor sebesar 190.020 ton atau kenaikan nilai ekspor sebesar US$ 135 juta. Tetapi kenaikan tarif impor India secara statistik tidak signifikan terhadap volume impor CPO India dari Malaysia.

Disisi lain, kenaikan tarif impor RBD PO India berdampak signifikan terhadap volume impor RBD PO India dari Indonesia dan Malaysia. Setiap kenaikan tarif 1% di India akan menurunkan volume impor dari Indonesia sebesar 2.010 ton, sehingga penurunan tarif dari 54% menjadi 50% memberi dampak kenaikan volume ekspor RBD PO Indonesia sebesar 96,5 ribu ton atau kenaikan nilai ekspor US$ 69,76 juta.

Bagi Malaysia, kenaikan tarif impor India 1% menurunkan volume impor RBD PO dari Malaysia sebesar 749,05 ton, sehingga penurunan tarif dari 54% menjadi 45% berdampak pada kenaikan volume ekspor RBD PO Malaysia sebesar 80.900 ton dan kenaikan nilai ekspor sebesar US$ 58,02 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×