kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan harga kedelai internasional belum terasa


Jumat, 04 Agustus 2017 / 16:03 WIB
Penurunan harga kedelai internasional belum terasa


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Harga kedelai internasional yang mengalami penurunan menjadi sekitar US$ 9,5 per bushel (27,22 kg) tidak memberikan dampak besar kepada harga kedelai di Indonesia.

Aip Syarifudin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) berpendapat, penurunan harga keledai dunia belum menimbulkan dampak besar karena jangka waktu pengiriman kedelai impor yang cukup lama.

"Impor kedelai dari Amerika ke Indonesia baru akan sampai sekitar 39 hari sampai 45 hari. Proses impor memakan waktu yang lama karena masalah transportasi," jelas Aip kepada KONTAN, Jumat (4/8).

Aip menjelaskan, penurunan harga secara internasional disebabkan karena Amerika sudah memasuki masa panen raya. Karena itu dalam beberapa waktu ke depan tren harga kedelai akan terus menurun.

Nantinya, bila harga ini terus menurun maka akan memberikan dampak yang positif kepada pengusaha. Hal itu disebabkan harga bahan baku yang turut mengalami penurunan.

Namun, penurunan harga ini justru tidak akan berdampak baik kepada para petani. Apalagi, harga kedelai di petani saat ini sudah lebih mahal dibandingkan harga eceran.

Saat ini harga kedelai di tingkat petani mencapai Rp 7.700 per kg, sementara di tingkat eceran berkisar Rp 7.000. Harga ini juga akan berubah tergantung masing-masing daerah.

Harga kedelai impor juga lebih murah dibandingkan dengan harga kedelai lokal karena kedelai impor menggunakan rekayasa genetik (GMO), sementara kedelai lokal tidak menggunakan bahan kimia.

"Walaupun mahal pengusaha tetap membeli walau tidak banyak. Kedelai lokal tidak menggunakan kimia jadi lebih sehat. Kalau impor kan itu GMO semua," tutur Aip.

Meski begitu, Indonesia masih harus melakukan impor kedelai karena jumlah produksinya yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Produksi kedelai Indonesia hanya berkisar 700.000 - 900.000 ton per tahun, sementara kebutuhan nasional berkisar 3 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×