kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan konsumsi listrik China belum berdampak pada ekspor Harum Energy (HRUM)


Kamis, 27 Februari 2020 / 21:28 WIB
Penurunan konsumsi listrik China belum berdampak pada ekspor Harum Energy (HRUM)
ILUSTRASI. Produksi di tambang batubara PT Harum Energy Tbk


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak penurunan konsumsi listrik di China dapat menghantam kinerja perusahaan batubara asal Indonesia. Mengingat, sejumlah perusahaan batubara rajin ekspor ke Negeri Tirai Bambu tersebut.

Namun, PT Harum Energy Tbk mengaku, belum melihat dampak negatif dari penyebaran virus corona terhadap pasar ekspor ke China.

Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara mengatakan, pihaknya masih tetap melakukan pengapalan sesuai jadwal yang ada.

"Pengapalan batubara ke China sejak awal tahun tetap berjalan sesuai jadwal. Namun demikian kami tetap mencermati situasi pasar disana," jelas Ray kepada Kontan.co.id, Kamis (27/2).

Baca Juga: Saat Pasar Lesu, Harum Energy Ingin Maksimalkan Penjualan Ekspor

Ray menjelaskan, volume impor batubara China juga terpengaruh oleh tingkat konsumsi. Sekalipun terjadi peningkatan produksi domestik di China namun tidak dibarengi peningkatan konsumsi, maka volume impor batubara China juga akan terpengaruh.

Adapun, saat ini porsi ekspor batubara perusahaan yang memiliki kode saham HRUM ini ke China sekitar 30% dari total ekspor.

Dalam catatan Kontan.co.id, Harum Energy membidik produksi batubara di kisaran 4 juta—4,5 juta ton untuk tahun ini. Jumlah ini turun dibandingkan target pada tahun 2019 lalu yakni di kisaran 4 juta—5 juta ton.

Tetapi HRUM optimistis sanggup memenuhi target produksi batubara pada tahun ini. Selain mempertimbangkan dinamika pasar batubara, Harum Energy juga ingin memastikan upaya pemenuhan produksi batubara bisa dibarengi dengan efisiensi dan pengendalian biaya operasional.

Ray memastikan, HRUM terus mengupayakan penjajakan pasar ekspor alternatif seandainya pasokan ke China menemui kendala. "Sebagai antisipasi kami terus menjajaki pasar ekspor alternatif di kawasan Asia Selatan, seperti Bangladesh, Vietnam, India," kata Ray.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×