kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,53   1,89   0.20%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyesuaian harga BBM punya urgensi tinggi di tengah terpuruknya harga minyak global


Senin, 23 Maret 2020 / 20:54 WIB
Penyesuaian harga BBM punya urgensi tinggi di tengah terpuruknya harga minyak global
ILUSTRASI. Penyesuaian harga BBM punya urgensi tinggi di tengah terpuruknya harga minyak global. KONTAN/Baihaki/11/2/2019


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga minyak dunia yang cukup drastis membuat tingkat urgensi penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri semakin tinggi. Sebagai pengingat, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 di New York Mercantile Exchange pada Senin (23/3) pukul 18.45 WIB berada di level US$ 22,14 per barel atau turun 63,74% (ytd).

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai, penyesuaian harga BBM baik non subsidi ataupun subsidi perlu dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat dan menyelamatkan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Corona.

Baca Juga: Selama rupiah anjlok dan corona mewabah, penyesuaian harga BBM tidak berefek

Sebab, virus Corona yang mewabah di sejumlah kota di Indonesia berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini turun hingga level 4%. Jika harga jual BBM bisa diturunkan, maka ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga di kisaran 4,5%.

“Penyesuaian harga BBM berpotensi memberikan kontribusi 0,5% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Fahmy ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (23/3).

Oleh karena itu, ia mendesak agar PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM, terutama untuk non subsidi. Meski belum memiliki hitungan secara rinci, Fahmy memprediksi penurunan harga BBM oleh Pertamina bisa berada di kisaran 15% sampai 20%. Ini mengingat harga minyak dunia yang sudah turun terlalu dalam.

“Seharusnya harga BBM juga bisa turun di kisaran seperti itu karena komponen terbesar pembentuk harga BBM non subsidi adalah pergerakan harga minyak dunia," terang dia.

Baca Juga: Harga minyak dunia terpuruk, sejumlah operator BBM masih pertahankan harga

Namun, Fahmy juga memaklumi bahwa prediksi penurunan harga BBM tersebut bukan perkara mudah. Ini mengingat ada banyak aspek yang menentukan harga jual BBM. Kendati pergerakan harga minyak global punya peran besar, operator penyalur BBM tentu memperhatikan faktor lain. Salah satunya nilai tukar rupiah yang kini sedang terpuruk.

Pertamina sebenarnya sudah pernah menurunkan harga BBM non subsidi di tahun ini. Terakhir, awal Februari lalu Pertamina menurunkan harga BBM non subsidi yang berbeda di beberapa daerah.

Misalnya, harga Pertamax untuk wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten yang turun 2,17% dari Rp 9.200 per liter menjadi Rp 9.000 per liter. Ada pula harga Pertamax Turbo yang turun 0,50% dari Rp 9.900 per liter menjadi Rp 9.850 per liter.

Fahmy pun melanjutkan, anjloknya harga minyak mentah dunia sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk turut menurunkan harga BBM subsidi. Apalagi, BBM subsidi sejatinya ditujukan kepada konsumen kalangan menengah ke bawah. Lantas, kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi disinyalir bisa berdampak positif bagi tingkat konsumsi masyarakat di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×