kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peritel optimistis kinerja kuartal II membaik


Kamis, 04 Mei 2017 / 19:50 WIB
Peritel optimistis kinerja kuartal II membaik


Reporter: Siti Maghfirah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pengusaha-pengusaha ritel sedang berbenah untuk meningkatkan penjualan di kuartal II ini. Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy S Mande mengaku, masih ada jenis ritel yang atraktif dan penjualannya tetap stabil. Bisnis minimarket terus tumbuh dan berkembang. Begitu juga supermarket dan hypermarket. Hal ini karena kebutuhan pokok atau primer masyarakat yang tidak bisa dihindari.

"Berbeda dengan kebutuhan sandang, yang harus bergantung pada musim dan lifestyle," ujarnya saat ditemui di acara Rakernas Aprindo, Kamis (4/5).

Porsi untuk pertumbuhan peritel-peritel ini berbeda-beda. Minimarket masih paling digemari di daerah kabupaten, sedangkan kota-kota besar lebih menggandrungi supermarket dan hypermarket. Walaupun pertumbuhan tidak merata, menurut Roy, peritel-peritel ini masih tumbuh secara signifikan.

Penjualan yang paling bagus masih berada di area Pulau Jawa, saat ini ekspansi juga telah dilakukan di daerah-daerah Timur yang dinilainya cukup menjanjikan. Malah sekarang ia mengaku peritel sedang berkiblat ke daerah Indonesia Timur. Hal ini menjadi kesempatan yang bagus, karena toko-toko di timur masih sedikit.

"Pertumbuhan ekonomi yang 5,02% itu kan merata di seluruh Indonesia. Artinya daerah di timur juga sedang bertumbuh. Ini yang sedang kita bidik," lanjutnya.

Namun Roy mengaku masih menemukan kesulitan untuk ekspansi di daerah timur. Karena, ia menilai, pemerintah setempat kurang memperbaharui informasi tentang pengetahuan investasi. Ini membuat masyarakat di sana kurang terbuka terkait pembukaan gerai-gerai minimarket yang sebagian dijalankan lewat sistem waralaba.

Ia optimistis di kuartal II ini dengan kekuatan minimarket, supermarket, dan hypermarket yang masih stabil, pertumbuhan penjualan akan lebih dari 10%. Bahkan, hasil ini akan bertahan hingga akhir tahun jika didukung dengan penjualan saat bulan Ramadan.

Ia juga tidak setuju bahwa penyebab beberapa jenis ritel jeblok adalah daya beli masyarakat yang kurang. Buktinya, tiap akhir pekan, mall-mall masih penuh. Selain itu, Upah Minimum Provinsi (UMP) selalu naik tiap tahun dan jarang terjadi penurunan pendapatan masyarakat.

Roy berpendapat, sentimen negatif masyarakat terhadap situasi yang kurang kondusif saat pilkada yang serentak dilaksanakan di daerah-daerah di Indonesia menjadi penyebab mereka menahan transaksi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×