kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkenalkan saudara mudanya bakpao, Fun Pao


Selasa, 23 November 2010 / 17:21 WIB
Perkenalkan saudara mudanya bakpao, Fun Pao
ILUSTRASI. All New Ertiga Siap Diekspor Semester Dua


Reporter: Asnil Bambani Amri |

Di Indonesia, bakpao jamak dijumpai di pasar-pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan; maupun mangkal di depan rumah sakit dan gereja. Ditengah kemacetan di jalanan ibukota, pedagang sering memarkirkan gerobak bakpao-nya di setiap 300 meter untuk menadah rezeki dari perut pengendara yang kelaparan ditengah perjalanan yang masih panjang. Di Jogja, bakpao juga sering ditemukan diantara puluhan makanan yang diusung oleh penjaja tenongan dan ditata dengan rapi di tenong-tenongnya.

Ba', atau baq dalam bahasa Hokkian berarti daging; dan bao atau pao itu mengacu pada roti putihnya yang hangat, bundar, putih dan mulus. Dus, roti putih dengan isian daging itu bernama bakpao. Dalam perkembangannya, bakpao tak hanya berisi daging, tetapi juga sayur asin maupun kacang tanah halus.

Konon, bakpao ini ditemukan oleh Zhuge Liang (181-234), salah ahli strategi terbaik China yang juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri. Liang terlibat dalam penumpasan pemberontakan suku di selatan yang dimpimpin oleh Meng Huo. Suku pemberontak itu juga dikenal dengan Nanman alias orang barbar dari selatan.

Dalam penumpasan itu, tujuh kali Meng Huo ditangkap, dan tujuh kali pula ia dibebaskan oleh Liang. Sesudahnya, Meng Huo tidak pernah memberontak lagi lantaran terharu atas cara yang dilakukan oleh Liang terhadap aksinya. Dalam perjalanannya menuju Cheng Du, Liang harus melewati sungai besar yang sarat dengan gelombang dan badai besar. "Sejak zaman nenek moyang kami, orang yang ingin melewati sungai itu harus melemparkan 50 kepala manusia untuk persembahan kepada roh sungai," kata Meng Huo kepada Liang.

Karena Liang tidak mau membikin pertumpahan darah, ia membuat kue yang menyerupai kepala manusia; bulat namun rata pada dasar kepalanya. Kue tersebut adalah bakpao (baozi). Di bakpao yang tak ada isinya, biasanya memuat huruf mandarin Mantou yang artinya 'kepala orang barbar'.

Kini, produk bikinan Zhuge Liang itu muncul dengan varian anyarnya. Meski tetap hangat, putih dan mulus, namun bentuknya tak lagi bulat; melainkan menyerupai ikan hinga kembang. Namanya juga bukan bakpao, tetapi Fun Pao. Pembuat Fun Pao ini bukanlah Zhuge Liang, melainkan Tim Bogasari Kitchen.

Bagaimana membikin Fun Pao? Pada Bogasari Expo yang akan digelar 25-28 November 2010 di Lapangan Aldiron, Pancoran, Jakarta, tim ini akan membeberkan pembuatan Fun Pao pada pengunjung pameran. Fransiscus Welirang Direktur Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari menjelaskan, pengolahan maupun peralatan yang digunakan untuk membikin Fun Pao ini cukup sederhana sehingga pengunjung bisa mengembangkannya menjadi usaha makanan. Dalam sesi pelatihan yang akan digelar oleh Bogasari, setiap pengunjung akan diberitahu resepnya. “Tidak ada yang dirahasiakan, semua kami ajarkan,” jelas Franky.

Tim Bogasari menamai Fun Pao nya sesuai dengan isinya. Misalnya, Fun Pao Kacang Merah, Fun Pao Cha Siu Ayam, maupun Fun Pao Keju Chili. Varian anyar yang diciptakan Tim Bogasari ini bisa dikelola dan dikembangkan secara bisnis. Jadi, pengunjung yang berniat membuka usaha bakpao, bisa mengunduh ilmu Fun Pao di Bogasari Expo.

Semuanya berbasis terigu

Konsep yang disuguhkan dalam pameran makanan bertajuk 'Keanekaragaman Kreasi Terigu' tersebut mengacu pada konsep eksibisi, edukasi, dan rekreasi; dan diharapkan menggaet 30.000 pengunjung.

“Kolaborasi ketiga konsep pada satu lokasi dan kurun waktu yang sama ini bertujuan tidak hanya menarik untuk dilihat, tapi memberi inspirasi bagi para pengunjung untuk menjalaninya usahanya,” terang Franky.

Bogasari merangkul UKM makanan berbasis tepung terigu untuk ikut serta dalam pameran ini. Tentu saja, UKM makanan tersebut merupakan binaan Bogasari; yaitu para pelaku usaha makanan berbasis tepung terigu, mulai dari mie, roti, kue, aneka jajanan pasar, pastry dan lain-lain. Peserta lainnya adalah perusahaan yang menyediakan peralatan untuk berbisnis makanan, dan perbankan yang siap mengelontorkan kreditnya.

Menurut hitungan Franky, tak kurang dari 104 tenda akan dipasang dalam pameran ini. Dari 104 tenda tersebut, terdapat 10 tenda pameran Indofood Grup dan 32 tenda sponsor yang menjadi mitra pengembangan usaha UKM dengan produk mesin, baking tools, ingredient, perbankan, dan lain-lain. Peserta pameran tidak hanya datang dari Jakarta, tetapi juga dari Aceh, Palembang dan juga UKM yang datang dari kota-kota di pulau Jawa.

”Kehadiran para UKM ini tidak hanya sekadar menjajakan makanan tapi juga menjadi contoh nyata sektor wirausaha yang potensial untuk dilakoni oleh siapapun. Bahkan beberapa diantara UKM ini sudah menjalankan sistem waralaba (franchise). Tidak hanya di tingkat lokal atau dalam negeri, tapi juga sedang dalam tahap go international,” jelas Franky.

Dalam pameran ini, pengunjung tak hanya bisa melihat aneka produk makanan berbasis terigu saja; tetapi juga bisa mencicipi produk tersebut. Pasalnya, pameran ini juga didesain sebagai ajang wisata kuliner. Produk yang akan disajikan itu diantaranya mie ayam, roti, dan donut.

Bagi pengunjung yang ingin mendapatkan keahlian memasak racikan makanan itu, Bogasari juga menyediakan kelas yang akan mengajarkan resep. Tidak hanya bgai kalangan ibu PKK, UKM, tetapi juga anak sekolah diberikan kesempatan untuk belajar membuat cake, pastry, biscuit & pancake, jajanan pasar, hingga mie dan pasta; termasuk Fun Pao.

Bisa jadi, usai pameran ini bubar, penjual makanan di pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan maupun yang mangkal di depan rumah sakit dan gereja tak hanya menyediakan bakpao, tetapi juga Fun Pao.






Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×