kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan gerai untuk food and beverages di Mal meningkat pesat


Minggu, 03 Februari 2019 / 19:03 WIB
Permintaan gerai untuk food and beverages di Mal meningkat pesat


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan yang besar terhadap gerai food and beverages (F&B) membuat komposisi tenan di pusat perbelanjaan mengalami perubahan. Kalau dulu porsi F&B hanya sebagai pelengkap destinasi belanja, saat ini banyak mal atau pusat perbelanjaan yang dikonsep sebagai tujuan wisata kuliner dan bersantap.

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budiardjo Iduansjah menyampaikan bahwa saat ini banyak sekali peritel segmen F&B yang antre untuk menyewa gerai di mall. Apalagi segmen F&B hanya membutuhkan luas gerai yang tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan format ritel lainnya.

“Saat ini F&B memang lebih ramai ya dibandingkan fesyen. Jadinya tenan bila mau sewa di mal banyak yang dari F&B, namun komposisi mall juga tidak mungkin F&B semua, jadinya malah food court nantinya,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (3/2).

Ia menjabarkan, secara brand memang saat ini dominasi F&B cukup besar di setiap mall atau pusat belanja, namun secara luasan masih kalah ketimbang gerai ritel non F&B. Menurutnya, persentase tenan F&B di setiap mall saat ini bisa mencapai 25% dari total lahan mal.

David Hilman, COO PT Agung Sedayu Retail Indonesia mengatakan, jumlah penyewa mal dari F&B terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pemilik Mall of Indonesia, PIK Avenue dan Grand Galaxy Park tersebut menyampaikan bahwa dulu porsi F&B rerata hanya mencapai 30% hingga 40% saja.

“Sekarang terbalik, 60%-nya malah F&B dan sisanya baru fesyen. Kalau ke PIK Avenue itu isinya makanan mulu karena ya demandn-nya ke sana. Selebihnya isi fesyen seperti H&M, Uniqlo, aksesoris, sepatu, kosmetik dan lainnya,” ujarnya.

Ia menuturkan, saat ini tujuan orang datang ke mall tidak semata hanya ingin berbelanja, tetapi juga lifestyle dan mencoba experience baru. Oleh karena itu, keberadaan F&B mendukung gaya hidup saat ini, kendati tidak serta merta seluruh mall hanya diisi oleh gerai-gerai F&B saja.

“F&B itu banyak dari yang hangout, makan serius, ngopi, dessert, tea time ya seperti-seperti itu. Kayak di Mall of Indonesia itu saat ini banyak F&B yang antri mau masuk, MOI ini kan mal keluarga jadi juga ada mainan anak-anak tetapi itu juga berubah sekarang maunya seperti trampolin, soft play dan yang seperti itu,” lanjutnya.

Sedangkan Eka Dewanto, General Manager PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) yang mengelola Pondok Indah Mal I dan II menyampaikan, komposisi tenant F&B dengan fesyen hampir sama besar. Saat ini tingkat okupansi PIM I dan II sudah mencapai 99%, namun banyak tenant F&B yang ingin masuk hanya saja perusahaan selektif terhadap tenan-tenan yang akan masuk.

“Di PIM sama saja, food court itu ada di PIM I kemudian ada extenssion di PIM satu itu ada Street Gallery juga,” tambahnya.

Sedangkan, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mengamini adanya perubahan porsi penyewa di pusat belanja dan mal. Saat ini, pola orang yang datang ke mal memang sudah sedikit bergeser, sehingga perubahan ini juga disebabkan demand yang diinginkan oleh pelanggan.

“F&B itu sekarang sudah 20% hingga 30%, kalau dulu hanya 10% hingga 15%. Ini karena orang suka keluar makan, saat ini itu sesuatu yang istimewa. Dulu orang beli baju di dalam (mall) tetapi makan diluar, saat ini mall penting sekali untuk sosialisasi, arisan, pertemuan, berbicara bisnis dan selfie-selfie,” tutup Stefanus Ridwan, Ketua Umum APPBI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×