kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina akan rangkul UKM pemilik Pertamini


Jumat, 01 Juli 2016 / 15:49 WIB
Pertamina akan rangkul UKM pemilik Pertamini


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Daripada terus dibiarkan ilegal dan tanpa standar keamanan, pihak Pertamina mengungkap telah merancang desain kios pengecer bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertamini. Nantinya, sistem baru ini bakal membuka peluang bisnis baru buat masyarakat.

Senior Vice President Fuel Marketing, and Distribution Pertamina, Muhammad Iskandar, menyampaikan, di Jakarta, Rabu (29/6), tadinya desain itu mau dirilis sebelum momen puasa tahun ini tapi kemudian rencananya ditunda sampai awal Agustus.

Dikatakan, bentuknya seperti Usaha Kecil Menengah (UKM) tapi prioritas ditujukan untuk membina fasilitas yang sudah ada.

“Jadi UKM, lagi kami pikirkan juga jangan sampai mengganggu SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang sudah ada. Lokasi titik mana yang melayani, siapa nanti yang jual, sedang kami rancang. Tapi kan harus ada izin penyalur, izin niaga, kan engga mungkin pakai Pertamina,” urai Iskandar.

Bisnis kecil pengecer Pertamini beraktivitas menjual lagi BBM dari Pertamina kepada masyarakat. Kelebihannya, lokasi kios Pertamini berada jauh dari SPBU jadi punya pasar sendiri.

Selama ini kehadiran kios Pertamini jadi masalah sebab tidak mengantongi izin menjual BBM. Selain itu standar keamanannya dipertanyakan.

Iskandar mengungkap Pertamina bekerja sama dengan Himpunan Wiras­wasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) buat menciptakan desain itu.

Murah

Iskandar tidak membeberkan detail seperti apa desain kios dari Pertamina, tapi diungkap memiliki satu dispenser dan harganya tidak terlalu mahal.

“Buat masyarakat itu terjangkau, memang diarahkan ke situ,” kata Iskandar.

“Kemarin harapan kami dari sisi perizinan Pemda (pemerintah daerah) dapat kemudahan, tapi ternyata tiap daerah kompleksitasnya macam-macam. Ada daerah yang (meminta) izinnya seperti SPBU, kan orang mundur. Ini kan menyangkut investasi,” papar Iskandar. (Febri Ardani Saragih)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×