kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina bisa kurangi impor lewat kilang ramah lingkungan


Jumat, 12 Oktober 2018 / 17:02 WIB
Pertamina bisa kurangi impor lewat kilang ramah lingkungan
ILUSTRASI. Pengisian BBM ke dalam truk tangki di Depo BBM Plumpang


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) pada 21 September 2018 lalu baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan minyak dan gas asal Italia, ENI. Dalam kerja sama tersebut, Pertamina dan Eni sepakat untuk mengembangkan kilang ramah lingkungan.

Kilang ramah lingkungan ini pun disinyalir bisa menekan impor solar. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengatakan kilang ramah lingkungan ini akan memproses CPO menjadi avtur atau bahkan menjadi green diesel dengan kualitas diesel yang lebih bagus dan lebih ramah lingkungan.

Arcandra pun mengaku Pertamina nantinya bisa mengurangi impor solar dengan adanya kilang ramah lingkungan tersebut. Pasalnya crude yang biasa diolah menjadi solar bisa diganti menjadi CPO untuk menghasilkan green diesel. "At least dengan adanya green diesel tidak perlu lagi impor solar karena solar ini diganti green diesel," kata Arcandra, Jumat (12/10).

Namun Arcandra belum bisa memastikan dimana kilang ramah lingkungan tersebut akan dibangun. Saat ini Pertamina masih melakukan kajian untuk pembangunan kilang ramah lingkungan tersebut termasuk soal biaya dan harga dari green diesel tersebut.

Sejauh ini, ada dua kilang yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi kilang ramah lingkungan, yaitu kilang Plaju dan kilang Dumai yang akan dikembangkan menjadi kilang ramah lingkungan. "Yang saya terima laporannya dari Pertamina, apakah mengubah atau convert sebagian eksisting kilang atau revamping kilang atau membangun yang baru itu masih dalam kajian," ujar Arcandra.

Asal tahu saja, Pertamina dan Eni telah menandatangani nota kesepahaman kerjasama terintegrasi diantaranya di sektor hilir yaitu potensi pengembangan kilang ramah lingkungan dan peluang bisnis perdagangan, baik migas maupun produk lainnya.

Penandatangan dilakukan oleh Nicke Widyawati selaku Direktur Utama Pertamina dan Giuseppe Ricci sebagai Chief Refining and Marketing Officer Eni, dan disaksikan oleh Menteri BUMN Rini M Soemarno, hari ini di Porto Marghera, Venesia (21/9).

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan kerjasama ini merupakan bagian dari komitmen pertamina dalam menyediakan bahan bakar ramah lingkungan sekaligus mengoptimalkan sumber daya alam dalam negeri untuk menciptakan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional. 

Pertamina menggandeng Eni karena keberhasilannya dalam melakukan konversi kilang konvensional menjadi bio-refinery di Porto Maghera pada tahun 2014, serta menjadi pelopor konversi kilang pertama di dunia.

“Kami akan menjajaki potensi konversi serupa untuk pengembangan kilang di Dumai dan Plaju, mengingat kilang tersebut berdekatan dengan sumber bahan baku green-fuel, yaitu kelapa sawit. Dalam hal ini juga, sebagai bentuk sinergi BUMN, Pertamina akan menjalin kerja sama dengan PTPN”, ujar Nicke dalam siaran persnya, Jumat (21/9).

Selain itu, Nicke menilai, kerjasama dengan Eni dalam pengembangan kilang ramah lingkungan ini juga sejalan dengan komitmen Pertamina dalam menjalankan program penyaluran B20 dari pemerintah. 

“Selain menjajaki kerjasama pengembangan kilang dengan Eni, kami juga akan menjajaki kerjasama dengan PTPN untuk suplai kelapa sawit sebagai bahan baku green-fuel, agar bahan bakar yang dijual tetap terjangkau bagi masyarakat Indonesia,” kata Nicke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×