kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina siap meladeni tantangan AKR Corporindo di bisnis avtur


Senin, 18 Februari 2019 / 17:51 WIB
Pertamina siap meladeni tantangan AKR Corporindo di bisnis avtur


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan avtur di Indonesia sejauh ini masih dimonopoli PT Pertamina (Persero). Namun karena polemik mahalnya hargga avtur, maka pada tahun ini Pertamina akan kedatangan pesaing. Terkait hal itu, Pertamina menyatakan siap meladeni tantangan dari pendatang baru PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto membenarkan bila pendatang baru di bisnis avtur yang siap menantang Pertamina adalah PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Nantinya AKRA akan menggandeng BP. "(AKR) Join sama BP. Selain itu, belum ada," ungkap Djoko pada Senin (18/2).

Terkait hal ini Pertamina menyatakan siap bersaing menjual avtur di Indonesia. "Itu tantangan dan kami siap. Secara regulasi sudah dibuka, aturan itu sudah lama, semua boleh masuk. Tapi tentu ada persyaratan, karena biayanya cukup besar ya karena harus bangun infrastruktur. Namun persaingan itu terjadi dimana-mana, itu tantangan bagi kami dan kami siap,"kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

Pertamina sendiri baru saja menurunkan harga avtur pada 16 Februari 2019 lalu. Nicke menyebut penurunan harga avtur tersebut dilakukan sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 17 Tahun 2019.

"Ada Kepmen ESDM Nomor 17 tahun 2019 itu penyesuaian harga BBM dan avtur. Sebelumnya kami sesuaikan harga BBM beberapa hari kemudian kami sesuaikan harga avtur. Kami mengikuti formula yang di Kepmen," ujarnya.

Penurunan harga BBM dan avtur tersebut pun diyakini Nicke tidak akan berdampak terhadap kinerja keuangan Pertamina. Pasalnya, harga MOPS juga menurun.
"Tapi kan pembeliannya juga turun. Ini kan MOPS, harga itu sesuai MOPS. Ketika pembelian turun, harga juga turun. Itu sesuatu hal yang begitu, yang biasa saja,"ungkap Nicke.

Menteri BUMN Rini Soemarno mendorong Pertamina terus melakukan efisiensi agar masih bisa mendapatkan profit. Apalagi Pertamina harus menyalurkan BBM ke pelosok daerah.

"Untuk menjaga profitability, efisiensi yang harus dilakukan. Ini yang saya tekankan betul ke BUMN-BUMN, lihat lagi cost structure-nya, kalau ada yang bisa diefisiensikan,"kata Rini.

Salah satu caranya adalah melakukan kerja sama antar BUMN. Terutama dalam mengelola bisnis di luar bisnis inti.

"Operasional yang bukan bisnis intimu dan ada BUMN lain yang menjadi bisnis intinya ya sudah kerjasamakan sama mereka yang jadi bisnis inti. contohnya seperti ini dengan Pelindo 1 2 3 4. Bisnis Pertamina bukan pelabuhan, untuk apa mengurus pelabuhan. Pelabuhan biarlah diurus Pelindo 1 2 3 4 sehingga costnya menjadi lebih baik sehingga jadi lebih efisien. Ada juga dengan digitalisasi dari nozzle, saya yakin efisiensi Pertamina bisa meningkat,"imbuh Rini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×