kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan batubara ramai-ramai garap proyek DME


Selasa, 04 Mei 2021 / 18:15 WIB
Perusahaan batubara ramai-ramai garap proyek DME
ILUSTRASI. Kerja sama pembangunan fasilitas gasifikasi batubara menjadi DME oleh Pertamina bersama PTBA dan Air Product.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya mendorong gasifikasi batubara menjadi dimethyl ether (DME) kini ramai dilakukan sejumlah perusahaan batubara.

Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memang punya target besar menekan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Alhasil, sejumlah perusahaan batubara ramai-ramai mulai menggarap dan mengkaji pelaksanaan proyek DME.

Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Apollonius Andwie mengungkapkan, pihaknya kini masih melanjutkan tahapan proyek DME pasca penandatanganan kerjasama dengan PT Pertamina sekaligus menggandeng Air Product & Chemicals Inc asal Amerika Serikat dalam menggarap proyek senilai US$ 3,2 miliar tersebut.

"Saat ini para pihak sedang dalam proses penyelesaian agreement yang lain," terang Apollonius kepada Kontan.co.id, Selasa (4/5).

Proyek dengan kapasitas produksi 1,4 juta ton ini diharapkan bisa berjalan sesuai rencana untuk mulai beroperasi pada kuartal II-2024 mendatang.

Sementara itu, gasifikasi batubara menjadi DME juga dilakukan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Dikonfirmasi terkait rencana pengembangan bisnis ini, Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira mengungkapkan, untuk saat ini ADRO masih melakukan kajian untuk proyek DME.

Baca Juga: Ini progres sejumlah proyek besar Bukit Asam (PTBA)

 

"Saat ini kami masih menunggu nanti hasil kajiannya," jelas wanita yang kerap disapa Ira ini ketika dihubungi Kontan.co.id, hari ini. 

Kendati demikian, Ira belum bisa merinci lebih jauh mengenai kajian yang tengah dilakukan ADRO. Yang terang, rencana ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam program peningkatan nilai tambah batubara.

Sebelumnya, pada Senin (7/12), ADRO telah menandatangani nota kesepahaman dengan Pertamina untuk proyek DME.

Pengembangan bisnis DME turut dilakukan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melalui dua anak usahanya yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menuturkan, untuk KPC ditargetkan proyek ini dapat dimulai pada akhir 2024. Nantinya, pasokan batubara bakal bersumber dari BUMI.

Sementara itu, untuk Arutmin, kini masih dalam tahapan pre-feasibility dan diperkirakan dapat dilakukan pada 2025 mendatang. "KPC terus maju untuk perencanaan, Arutmin semoga studi tahap I bisa selesai bulan ini," kata Dileep kepada Kontan.co.id, Selasa (4/5).




TERBARU

[X]
×