kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Plastik kena cukai, Trinseo bakal wait and see untuk tambah kapasitas


Kamis, 07 Februari 2019 / 19:18 WIB
Plastik kena cukai, Trinseo bakal wait and see untuk tambah kapasitas


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Produsen bahan baku plastik, PT Trinseo Materials Indonesia mengaku jika cukai plastik tetap dilaksanakan, maka efeknya akan memukul ragam sektor di bawahnya. Hal ini menyebabkan perseroan untuk melakukan ekspansi bisnis di tahun 2019 ini.

Menurut Donny Wahyudi, Sales Manager PT Trinseo Materials Indonesia dampak pertama akan terasa di sektor ritel, dimana dikhawatirkan terjadi pelemahan daya beli. "Hal tersebut juga selanjutnya akan memukul industri kemasan (plastic converter), yang pada akhirnya akan memukul industri plastik hulu (petrochemicals industry)," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/2).

Hal ini lah, Donny menilai, kebanyakan industri di sektor ini memilih wait-and-see untuk meneruskan investasi baru. Padahal Trinseo sebelumnya sempat berencana menambah kapasitas produksinya sebesar 20%.

"Tapi ditunda melihat kepastian kebijakan pemerintah, mungkin ditunda hingga 2 tahun kedepan," terang Donny. Trinseo diketahui memproduksi produk seperti polystyrene dan latex.

Saat ini perseroan mempunyai dua pabrik, dimana satu pabrik yang memproduksi polystyrene mempunyai kapasitas produksi 85.000 ton per tahun, sedangkan satunya lagi adalah pabrik latex.

Lebih lanjut Donny mengungkapkan kontradiksi dalam rencana pembatasan plastik tersebut. "Jadi permasalahan plastik ini kompleks dan kebijakan pemerintah sendiri sangat kontradiktif. Pemerintah pusat menginginkan adanya ekspansi di sektor hulu namun sektor hilirnya diberangus," urainya.

Seperti yang diketahui selain wacana cukai plastik, masalah lain juga menimpa industri ini dengan munculnya kebijakan dari KLHK dan para pemerintah daerah yang melakukan pelarangan terhadap produk plastik sekali pakai (PSP). Kata Donny, pemerintah lebih memilih melakukan pelarangan plastik ketimbang mengelolanya.

Adapun Trinseo diketahui menjual mayoritas produknya ke pasar dalam negeri, sehingga regulasi yang tak bersahabat sangat mempengaruhi bisnis perseroan. Setidaknya hampir 85% produksi dijual ke dalam negeri, sedangkan sisanya 15% ekspor.

Untuk ekspor, perseroan cukup terbilang aktif dikabarkan Trinseo memasarkan ke negara ekspor sebanyak 800 ton sampai 1.000 ton biji plastik per bulan. Negara tersebut meliputi Australia, Selandia Baru, Filipina, dan Malaysia. Ekspor ke Filipina misalnya mencapai 400 ton-500 ton per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×