kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45984,15   -6,22   -0.63%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN membangun stasiun pengisian listrik & alat penyimpanan daya di desa terpencil NTT


Jumat, 05 Februari 2021 / 08:23 WIB
PLN membangun stasiun pengisian listrik & alat penyimpanan daya di desa terpencil NTT
ILUSTRASI. Infrastruktur kelistrikan baru PLN di Timor, NTT


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menghadirkan stasiun pengisian energi listrik (SPEL) di Desa Kabanda, Kecamatan Ngadu Ngala, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi NTT. Untuk menghadirkan listrik di rumah masyarakat, PLN melalui program PLN Peduli juga menghadirkan alat penyimpanan daya listrik (APDAL) kepada 161 kepala keluarga di desa tersebut. Total biaya pembangunan SPEL dan penyediaan APDAL untuk menerangi masyarakat Kabanda mencapai Rp 1,7 miliar. 

"Program ini merupakan bagian dari program PLN Peduli. Pemanfaatan SPEL dan APDAL merupakan solusi untuk menerangi desa-desa yang masih gelap gulita dan sulit untuk dijangkau," tutur General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur, Agustinus Jatmiko dalam siaran pers, Kamis (5/2).

APDAL merupakan alat penyimpan energi listrik berbasis baterai dengan kapasitas watt hour (wh) yang dapat di isi ulang pada SPEL. Untuk di Kabanda ini, APDAL memanfaatkan sinar matahari melalui panel surya sebagai sumber energi. “Jadi potensi energi yang ada di lokal kita manfaatkan sebaik mungkin, ini yang akan terus kita dorong,” ucap Jatmiko.

Dia menjelaskan bahwa APDAL yang telah terisi oleh listrik selanjutnya dapat disambungkan di instalasi listrik milik pelanggan dengan 3 buah lampu dan 3 buah saklar. APDAL bisa diisi ulang secara mandiri di SPEL PLN yang tersedia di beberapa titik. 

Baca Juga: PLN bakal bangun PLTS dengan total kapasitas 600 MW

Kepala Desa Kabanda, Umbu Ndamung Kilimandu mengapresiasi program dari PLN yang telah menghadirkan listrik untuk masyarakat di desanya. ”Ini adalah satu loncatan besar bagi desa kami dalam memenuhi kebutuhan kelistrikan di desa yang merupakan bagian dari roda penggerak berbagai aspek masyarakat diantaranya perekonomian dan pendidikan,” ucap dia.

Sebagai salah satu penerima bantuan APDAL, keluarga Umbu Ndaing, menyampaikan bahwa program PLN ini membuat masyarakat dapat beraktivitas pada malam hari. Selama ini masyarakat di sana menggunakan alat sederhana yaitu lampu pelita yang minyak tanahnya kami beli dengan harga Rp 15.000 untuk daerah yang terisolir.

"Paling sedikit dalam sebulan menghabiskan 2 liter minyak tanah, yang berarti setiap bulan kami mengeluarkan biaya Rp 30.000. Dilihat dari fungsi penerangan yang baru kami terima saat ini, kami bisa melakukan beberapa kegiatan di malam hari termasuk memecahkan kemiri yang merupakan hasil tani di Desa Kabanda,” ujar Ndaing.

Baca Juga: PLN: Pertumbuhan listrik tahun ini bergantung pada pertumbuhan ekonomi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×