kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN: Pembebasan lahan hambat pembangunan listrik


Rabu, 25 Mei 2016 / 14:23 WIB
PLN: Pembebasan lahan hambat pembangunan listrik


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

JAYAPURA. Manajemen PT PLN Wilayah Papua dan Papua Barat (WP2B) menyatakan bahwa masalah pembebasan lahan menjadi penghambat utama pembangunan kelistrikan sehingga peningkatan kemampuan daya listrik di Papua berjalan lambat.

"Pembangunan pembangkit listrik di Papua hanya membutuhkan waktu 1,5 tahun, namun realisasinya tidak sesuai target lantaran banyak kendala yang dihadapi PLN," ujar General Manajer PLN WP2B Yohanes Sukrislismono, di Jayapura, Rabu (25/5).

"Kendala paling utama adalah pembebasan lahan, kendati kami sudah bebaskan, tetap saja masih ada persoalan," ujarnya lagi.

Ia menyayangkan kesulitan menentukan siapa pemilik lahan ulayat yang sebenarnya, karena kerap terjadi penjualan tanah berulang di lokasi yang sama namun dilakukan oleh oknum yang berbeda.

Begitupula dengan aksi perusakan terhadap aset PLN, seperti pembongkaran fondasi transmisi 70 KV di kawasan Bumi Perkemahan Distrik Waena Kota Jayapura.

"Tapak tower dirobohkan, kami harus bangun dari awal lagi. Jika seperti ini sering terjadi, kapan kami selesai membangun. Bangun pembangkit pun sampai delapan tahun belum kelar," kata dia pula.

Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bisa memadamkan dua buah lampu setiap terjadi beban puncak pada pukul 18.00 hingga 21.00 WIT, agar defisit daya listrik yang mencapai 7,5 MW bisa berkurang.

"Pada saat beban puncak, PLN minta pelanggan mematikan dua lampu, ini sangat membantu PLN dengan 1 MW daya menutup defisit yang ada," katanya lagi.

Ia menjelaskan, kini kondisi sistem kelistrikan Jayapura tengah mengalami defisit daya hingga 7,5 MW.

Karena itu, selain PLN tengah pengupayakan solusi secara teknis, diharapkan juga ada peran serta dari masyarakat untuk membantu mengatasi masalah tersebut.

"Di sini PLN tidak bisa sendiri, kami berharap masyarakat bisa turut serta dengan hanya memadamkan dua lampu saat beban puncak," ujar Yohanes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×