kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Polowijo Gosari genjot produksi dolomit hingga 1 juta ton pada 2020


Minggu, 26 Mei 2019 / 18:15 WIB
Polowijo Gosari genjot produksi dolomit hingga 1 juta ton pada 2020


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Polowijo Gosari tengah berupaya menggenjot produksi dolomit miliknya. Polowijo menargetkan pada 2020, pihaknya mampu memproduksi 1 juta ton dolomit. Saat ini, perusahaan asal Gresik, Jawa Timur tersebut baru mampu memproduksi sekitar 300.000 ton dolomit. Hal ini sejalan dengan kapasitas produksi mesin yang dimiliki sebesar 300.000 ton.

Chief Marketing Officer PT Polowijo Gosari Adhie Widihartho mengatakan, pihaknya menyiapkan investasi sekitar Rp 1 triliun untuk menambah kapasitas produksi Polowijo hingga 1 juta ton pada awal 2020. Proses penambahan kapasitas produksi tersebut tengah berlangsung saat ini dan ia optimistis pada akhir 2019, Polowijo dapat memproduksi setidaknya 600.000 ton dolomit.

"Jumlah tersebut kita harapkan meningkat dua kali lipat dari produksi tahun lalu yang sekitar 300.000 ton," ujarnya dalam acara buka puasa bersama dengan Forwatan, Sabtu (25/5).

Adhie mengatakan, keputusan perusahaan meningkatkan produksi dolomit karena permintaan yang meningkat. Apalagi di Indonesia masih sedikit perusahaan yang memproduksi dolomit. Bahkan ia mengklaim sejauh ini, hanya Polowijo yang merupakan produsen dolomit terbesar di Indonesia saat ini.

Hal itu didasarkan bahwa Polowijo merupakan pemilik cadangan dolomit terbesar yakni 500 juta ton di Jawa Timur. Cadangan tersebut ada di satu daerah seluas 700 hektare.  "Cadangan ini sangat besar, kalau misalkan kami hanya produksi 1 juta ton setahun saja, maka butuh waktu ratusan tahun untuk menghabiskan cadangan tersebut," tuturnya.

Dukung Program Serasi

Adhie melanjutkan, saat ini Polowijo juga mendukung program selamatkan rawa sejahterakan petani (Serasi) yang digagas Kementerian Pertanian (Kemtan). Program ini ditargetkan dapat direalisasikan terhadap lahan pertanian seluas 500.000 hektare tahun 2019 ini.

Menurutnya, dengan adanya Program Serasi Kemtan tersebut permintaan dolomit terus meningkat. Program Serasi ini memanfaatkan dDolomit dalam menetralisir lahan rawa yang masam. Dengan dolomit, lahan rawa kini bisa tanam dua kali dalam setahun dari biasanya hanya satu kali.

Kebutuhan dolomit pada lahan bukaan baru lahan rawa yang belum ditanami membutuhkan 4 ton per hektare. “Jadi permintaan dolomit di lahan rawa cukup besar, “ujarnya.

Dia menambahkan, saat ini produktivitas tanaman padi pada lahan rawa yang pernah tanam hanya sebesar 3 ton per hektare, sedangkan yang belum pernah tanam 2 ton per hektare. “Dengan dolomit kesuburan lahan rawa meningkat, sehingga produktivitas juga pasti akan naik,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×