kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PPLBI tepis tudingan Pusat Logistik Berikat sebagai tempat banjirnya impor TPT


Kamis, 18 Februari 2021 / 10:10 WIB
PPLBI tepis tudingan Pusat Logistik Berikat sebagai tempat banjirnya impor TPT
ILUSTRASI. Pusat Logistik Berikat (PLB)


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkumpulan Pusat Logistik Berikat Indonesia (PPLBI) menepis tuduhan negatif mengenai pusat logistik berikat (PLB). PPLBI menilai, tuduhan PLB sebagai tempat membanjirnya impor produk tekstil dan produk tekstil (TPT) keliru.

Ketua PPLBI Ety Puspitasari mengatakan, pada tahun 2019 dan 2018, volume impor TPT yang  masuk ke PLB hanya 5%-6% dari volume impor nasional di tahun tersebut. Sementara itu, persentase volume impor TPT yang masuk ke PLB di tahun 2020 diklaim lebih rendah lagi, yakni tidak mencapai 2% dari impor nasional.

“Agak sulit untuk mengatakan membanjiri jika TPT yang masuk PLB kurang dari 10% total impor nasional. Sehingga tidak pas jika PLB dicurigai sebagai penyebab membanjirnya produk impor di pasaran,” kata Ety dalam keterangan tertulis.

Lebih lanjut Ety bilang, terdapat persyaratan minimum yang cukup ketat dalam untuk mendaftar jadi operator PLB. Dus, tidak semua perusahaan bisa mengajukan diri menjadi operator PLB. 
Selain itu, terdapat pula kemampuan dalam bidang logistik yang mesti dipenuhi sebuah perusahaan untuk bisa disetujui oleh Bea dan Cukai menjadi operator PLB. 

Di sisi lain, fasilitas PLB juga tidak bisa didapatkan sembarangan. Ety menyebut, ada persyaratan ketat yang diminta oleh Bea dan Cukai sebelum perusahaan bisa memasukkan barang ke PLB, termasuk di dalamnya adalah verifikasi, screening profil entitas perusahaan yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan presentasi proses bisnisnya di Bea dan Cukai.

“Selain persyaratan di awal tadi, kami juga dimonitor oleh Bea dan Cukai setiap bulannya melalui KPI yang telah ditentukan. Kemudian, kami juga dievaluasi secara regular per-tiga bulan mengenai performance PLB. Sehingga hampir dapat dipastikan jika ada pemasukkan yang tidak sesuai akan terlacak”, tambah Ety.

Baca Juga: PPLBI: Hasil penelitian tim UGM, PLB sudah berjalan sesuai peruntukannya

Meksi begitu, Ety menyadari bahwa masih ada kekurangan PLB yang terjadi di lapangan. Namun demikian, Ety melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar. 

Dia menilai, tidak ada produk atau sistem yang sangat sempurna di mana pun juga. Kekurangan tersebut akan selalu dievaluasi oleh operator PLB bekerjasama dengan Bea dan Cukai agar tidak terulang kembali.

Dalam tiga bulan mendatang, PPLBI berencana mengadakan program sosialisasi hasil penelitian tim peneliti FEB UGM baik untuk internal maupun eksternal. 

Catatan saja, sebelumnya Tim Peneliti FEB UGM yang diketuai Kusdhianto Setiawan telah melakukan penelitian bertajuk “Evaluasi Proses Bisnis dan Dampak Ekonomi Pusat Logistik Berikat Indonesia”.

Penelitian itu menghasilkan gambaran lebih lanjut bagi PPLBI seputar hal-hal yang harus menjadi perhatian ke depan agar pengembangan PLB lanjutan bisa membawa dampak positif yang lebih luas, mencakup industri skala kecil dan menengah. Nantinya, beberapa poin yang didapatkan dari hasil penelitian ini akan menjadi landasan bagi PPLBI untuk meningkatkan kinerja.

Di samping preskripsi tersebut, hasil penelitian tim peneliti FEB UGM juga menghasilkan beberapa kesimpulan, salah satunya yakni bahwa program PLB membuat akses bahan baku dan penolong menjadi lebih  efisien dan efektif dari segi waktu dan proses, sehingga berakibat positif terhadap efisiensi biaya logistik. 

Selain itu, hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa program PLB sudah berjalan pada jalan yang benar alias on the right track

Selanjutnya: Sah! Pemerintah perpanjang insentif pajak hingga 30 Juni 2021, ini daftar lengkapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×