kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,04   7,69   0.83%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PPSKI: Asuransi ternak sapi sulit diterapkan ke peternak rakyat


Selasa, 20 Februari 2018 / 20:02 WIB
PPSKI: Asuransi ternak sapi sulit diterapkan ke peternak rakyat
ILUSTRASI. Peternakan sapi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, Kementerian Pertanian (Kemtan) akan tetap melanjutkan program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS). Bahkan Kemtan menargetkan akan ada 120.000 ekor sapi atau kerbau yang terdaftar dalam program AUTS ini.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf memberikan pendapat atas program asuransi ini.

Menurutnya, program asuransi ini akan sulit diterapkan kepada petani rakyat. Terlebih, bisnis peternakan sedang tidak kondusif.

Menurut Rochadi, lesunya bisnis peternakan ini membuat peternak rakyat sulit untuk membiayai sapinya. Mereka akan kesulitan bila harus mengeluarkan biaya untuk asuransi.

Rochadi pun berpendapat, masih sedikit peternak rakyat yang mendaftarkan asuransi karena kesadaran pentingnya sapi/kerbau diasuransikan.

"Saya lihat sekarang fenomena tersebut dimanfaatkan oleh peternak yang membeli sapi dengan jaminan kredit, yang mendaftar karena kesadaran sendiri hanya sedikit," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (19/2).

Padahal, Rochadi berpendapat asuransi ini sangat penting dan memiliki manfaat yang besar apabila terdapat hal yang tidak diinginkan terjadi. Namun, dia pun berpendapat harus ada upaya supaya petani lebih sadar dan terbiasa dengan aturan ini.

"Banyak yang memanfaatkan asuransi ini untuk berbuat nakal. Misalnya sapinya dipotong tetapi dilaporkan meninggal, nantinya akan diganti. Ini yang harus dicegah dan pola pikirnya harus diubah," tutur Rochadi.

Dia berpendapat pemerintah pun sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mensosialisasikan asuransi ternak sapi ini, namun menurutnya sosialisasi ini harus lebih intensif dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×