kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi batubara Arutmin Indonesia meningkat 16% menjadi 29 juta ton di 2018


Jumat, 08 Februari 2019 / 17:05 WIB
Produksi batubara Arutmin Indonesia meningkat 16% menjadi 29 juta ton di 2018


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Arutmin Indonesia memproduksi 29 juta ton batubara tahun 2018. Produksi batubara tersebut naik 16%  dibandingkan realisasi produksi 2017 yang sebesar 25 juta ton. Sementara pada tahun ini, Arutmin menargetkan produksi batubara akan meningkat 10% menjadi 31,9 juta ton

"Produksi batubara kami pada tahun lalu sesuai dengan target, naik dari capaian 2017 sebesar 25 juta ton," ujar Chief Executive Officer (CEO) Arutmin Indonesia Ido Hotna Hutabarat, Jumat (1/2). 

Ia menjelaskan, pada tahun ini, Arutmin menargetkan pertumbuhan produksi batubara sebesar 10% menjadi 31,9 juta ton. Untuk mencapai target tersebut, Arutmin akan meningkatkan porsi produksi batubara berkalori tinggi menjadi 25% dari total produksi batubara mereka.

Dalam berita Kontan.co.id sebelumnya, Arutmin menjual batuabara berkalori tinggi ke pasar ekspor yaitu Jepang. Sejauh ini, Arutmin masih fokus ke pasar Jepang dan belum ada pasar baru yang akan digarap. Namun beberapa negara  lain juga berpotensi menyerap batubara berkalori tinggi misalnya Taiwan.

Tak hanya itu, Arutmin menjual batubara ke pasar ekspor seperti India dan Filipina, yang mana di atas 50% sudah terikat perjanjian jual beli.

Mengenai perpanjangan izin operasi tambang batubara yang berakhir pada 2020. Ido mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan untuk mengajukan perpanjangan. "Sedang kami persiapkan, kami berharap tahun ini sudah ada keputusan," ujarnya.

Kontrak PT Arutmin Indonesia akan berakhir tepatnya pada 1 November 2020. Terkait keputusan perpanjangan kontrak ini, Ido menambahkankan, hal ini dapat berpengaruh terhadap rencana ekspansi ke depannya. "Untuk tahun ini mungkin belum berpengaruh terhadap rencana produksi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×