kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi cengkeh tahun ini diperkirakan normal


Minggu, 08 April 2018 / 19:35 WIB
Produksi cengkeh tahun ini diperkirakan normal
ILUSTRASI. HARGA CENGKIH


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) memperkirakan tahun ini produksi cengkeh akan kembali normal atau mencapai 110.000 - 120.000 ton. Tahun lalu, petani cengkeh sempat mengalami gagal panen lantaran kondisi cuaca yang buruk.

Sekjen APCI I Ketut Budiman mengatakan, produksi cengkeh sangat tergantung pada kondisi cuaca. Saat-saat ini pohon-pohon cengkeh sedang mengalami pembungaan. Ketut Bilang, sampai saat ini cuaca belum mempengaruhi pembungaan tersebut.

"Sekarang sudah terlihat bunganya, kalau tidak terganggu hujan, produksi bisa normal. Tak hanya hujan, kalau angin kencang juga bisa merontokkan bunga. Tapi secara umum masih normal tidak seperti tahun lalu," jelas I Ketut kepada Kontan.co.id, Minggu (8/4).

Tahun lalu produksi cengkeh hanya mencapai 15.000 ton. Tahun lalu kondisi cuaca yang tidak mendukung menyebabkan pohon-pohon cengkeh tidak bisa mengalami pembungaan. "Yang dikhawatirkan hujan terus-menerus terjadi di wilayah sentra sehingga bunganya rontok," tambah Ketut.

Menurut Ketut, cengkeh hampir ada di semua provinsi. Namun, wilayah yang paling banyak memproduksi cengkeh adalah Sulawesi dan Maluku.

Tahun ini waktu panen cengkeh diperkirakan agak bergeser karena waktu pembungaan yang terlambat. Pasalnya, biasanya cengkeh sudah berbunga pada Januari. Namun tahun ini cengkeh justru mulai berbunga pada Maret. Dia memperkirakan waktu panen akan terjadi pada Juli hingga September.

Tak hanya produksi yang membaik, I Ketut pun berharap harga dan serapan cengkeh terus membaik. Rata-rata kebutuhan cengkeh setiap tahunnya sekitar 100.000 - 110.000 ton.

Saat ini cengkeh paling banyak diserap oleh pabrik rokok atau sekitar 93% dari kebutuhan. Hal itu menyebabkan harga cengkeh sangat ditentukan oleh pedagang dan pabrik.

"Petani tidak punya kekuatan untuk menentukan harga. Tergantung pedagang dan pabrik. Saat ini pabrik juga mengalami tekanan yang besar, kalau produksi membaik serapan turun, harga bisa turun," terang I Ketut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×