kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi jagung tahun ini diperkirakan capai 26 juta ton


Jumat, 06 Juli 2018 / 19:03 WIB
Produksi jagung tahun ini diperkirakan capai 26 juta ton
ILUSTRASI. Jagung pakan ternak


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) memperkirakan produksi jagung tahun ini bisa mencapai 26 juta ton. Angka ini meningkat dibandingkan produksi tahun lalu yang sekitar 24 juta ton.

Ketua APJI Sholahuddin mengatakan, produksi ini meningkat dikarenakan adanya upaya penerintah untuk melakukan perluasan areal tanam serta adanya peningkatan produktivitas.

“Saat ini juga terus berkembang pola tanam padi - padi - Jagung, dimana dulunya padi - padi - padi,” ujar Sholahuddin kepada Kontan.co.id, Jumat (6/7).

Dari total produksi tersebut, produksi jagung hingga Juni tahun ini diperkirakan mencapai 18 juta ton. Sisanya, atau sebesar 8 - 9 juta ton akan dipanen pada Juli hingga Desember.

Produksi jagung semester I memang lebih tinggi dibandingkan dengan semester II. Pasalnya, masa tanam yang dilakukan di lahan tadah hujan atau lahan kering dilakukan pada Oktober atau November dan dipanen Januari atau Februari.

Lalu, masa tanam kedua dilakukan pada Februari atau Maret dan dipanen Juni atau juli. Sementara, masa tanam yang dilakukan di lahan irigasi atau lahan sawah dilakukan pada Juli atau Agustus dan dipanen pada Oktober atau November.

“Luas lahan yang punya irigasi teknis untuk jagung lebih kecil dibandingkan dengan yang lahan kering atau tadah hujan,” jelas Sholahuddin.

Produksi yang lebih kecil ini dianggap bisa meningkatkan harga jagung. Meski begitu, Sholahuddin pun menjelaskan rata-rata industri sudah memenuhi silo-silo yang dimiliki saat panen raya.

Namun, jumlahnya masih sangat kurang, sehingga peningkatan produksi di lahan yang memiliki irigasi teknis harus terus didorong.

Menurut Sholahuddin, harga jagung dengan kadar air 15% - 17% di tingkat pabrik pakan sekitar Rp 3.700 - Rp 3.900 per kilogram (kg). Sementara, harga di tingkat peternak sekitar gmRo 3.400 - Rp 3.600 per kg. Menurutnya, harga ini sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Hal senada pun disampikan oleh Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo.

Dia bilang, harga jagung dengan kadar air 15% di tingkat pabrik di Jabodetabek saat ini sekitar Rp 4.100 per kg. Sementara di wilayah produsen jagung sekitar Rp 3.700 - Rp 3.800 per kg. Menurutnya, harga ini masih stabil tinggi.

Desianto pun memperkirakan harga jagung semester II tahun ini akan meningkat, melihat produksinya yang lebih kecil. “Semester II produksi jagung nasional hanya sekitar 35-40%, kemungkinan harga jagung akan naik,” ujar Desianto, Rabu (4/7).

Dia membeberkan, kebutuhan jagung untuk pakan ternak sekitar 40% dari produksi pakan ternak. Dengan memperkirakan, produksi pakan ternak sekitar 19,5 juta ton, maka kebutuhan jagung untuk pakan sekitar 7,8 juta - 8 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×