kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek pabrik petrokimia TPPI di Tuban ditargetkan dimulai tahun 2021


Jumat, 25 September 2020 / 15:32 WIB
Proyek pabrik petrokimia TPPI di Tuban ditargetkan dimulai tahun 2021


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID JAKARTA. Impian Pemerintah Indonesia untuk menekan angka impor migas akan segera terwujud. Kabar baik muncul dari rencana pembangunan pusat produksi olefin dan aromatik di kompleks PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Pertamina, melalui salah satu anak usahanya, yakni PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) akan membangun pabrik petrokimia di Tuban, Jawa Timur.

Pertamina menargetkan Pembangunan proyek tersebut akan berlangsung selama tiga tahun, yakni akan dimulai pada Desember 2021, dan selanjutnya akan mulai berproduksi pada bulan April 2024.

Proyek dengan investasi senilai Rp 50 triliun dengan sebutan TPPI Olefin Complex ini bakal memproduksi High Density Polyethylene (HDPE) sebanyak 700.000 ton per tahun, Low Density Polyethylene (LDPE) sebanyak 300.000 ton per tahun, dan Polipropilena (PP) 600.000 ton per tahun.

Pengamat Kebijakan Publik, Miftahul Adib menilai, proyek pembangunan pabrik petrokimian itu akan mewujudkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menekan defisit migas saat ini. "Pertamina tengah berusaha mempercepat pelaksanaan pembangunan proyek tersebut," kata Adib dalam keterangan persnya, Jumat (25/9).

Apalagi, lanjut Adib, proyek ini mendapat pengawalan ketat dari Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung RI dan Bareskrim Polri. "Saya melihat Pertamina telah berhasil menyelesaikan proses tender DBC Olefin TPPI Tuban dengan bersih dan transparan," tegasnya. 

Sebelumnya, tender proyek pembangunan pabrik petrokomia tersebut diikuti oleh empat konsorsium internasional, yang tediri dari Konsorsium Daelim Industrial–Wijaya Karya–McDermott Indonesia (Konsorsium Daelim) dan konsorsum JO Hyundai Engineering Co.Ltd–Saipem SpA– Rekayasa Industri–PT Enviromate Technology International (Jo Hyundai Engineering Co.Ltd).

Lalu, Konsorsium GS E&C–Adhi Karya–Technimont SpA (Konsorsium GS E&C) serta Konsorsium Technip–Tripatra–Samsung Engineering (Konsorsium Technip). 

Persyararatan tender

Namun, proses tender tersebut telah meloloskan dua konsorsium sebagai penawar terbaik secara administratif, teknikal dan komersial, serta telah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.

Salah satu poin syarat yang ditetapkan panitia tender adalah leader (pimpinan) konsorsium wajib memiliki pengalaman membangun EPC sebagai pimpinan konsorsium dalam 20 tahun terakhir. 

Dan, konsorsium yang memenuhi persyatatan tersebut adalah JO Hyundai Engineering Co Ltd dan Konsorsium Technip. Panitia tender telah mengonfirmasi bahwa JO Hyundai Engineering Co.Ltd dan Konsorsium Technip dinyatakan telah memiliki pengalaman dalam membangun konstruksi olefin plant sampai selesai dalam 20 tahun terakhir.

Untuk diketahui, TPPI merupakan anak usaha dari PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) yang 95,9% sahamnya dimiliki pemerintah. Pemerintah menargetkan dapat menghemat devisa hingga US$1,2 miliar setara Rp 16,8 triliun per tahun sejalan dengan meningkatnya kepemilikan pemerintah di saham PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) menjadi 80%.

Selanjutnya: Jokowi: Kilang petrokimia TPPI bisa hemat devisa hingga US$ 4,9 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×