kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,30   1,66   0.18%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya teknologi baru, Baker Hughes klaim bisa hemat biaya proyek migas


Selasa, 09 April 2019 / 16:03 WIB
Punya teknologi baru, Baker Hughes klaim bisa hemat biaya proyek migas


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Baker Hughes a GE Company (BHGE) baru saja meluncurkan teknologi baru untuk proyek migas bawah laut bertajuk Aptara™ TOTEX-lite. Aptara™ TOTEX-lite merupakan rangkaian teknologi baru dengan sistem modular yang ringan dan didesain khusus untuk dapat digunakan sepanjang umur pengeboran.

President & CEO BHGE Oilfield Equipment Business Neil Saunders, mengatakan dalam tahun-tahun terakhir ini, industri telah memperlihatkan kemajuan dalam menurunkan biaya dalam proyek-proyek bawah laut hingga pada tingkat menyamai biaya pengembangan proyek onshore.

"Dengan perbedaan biaya yang lebih rendah, lebih lanjut kami membawanya ke tingkat yang lebih tinggi dengan solusi Subsea Connect yang memungkinkan perubahan berkelanjutan dalam jangka panjang dan mendorong penciptaan nilai mulai dari konsep hingga operasional selama umur proyek pengeboran tersebut,"ujar Neil.

Presiden Direktur BHGE Indonesia Iwan Chandra, menambahkan, Indonesia memiliki cadangan minyak dan gas bumi bawah laut yang substansial dan sangat penting bagi pembangunan nasional dalam jangka panjang.

Untuk membuka potensi nilai cadangan bawah laut ini, bila dibandingkan dengan yang ada di daratan, memiliki berbagai tantangan signifikan seperti tingkat modal yang diperlukan serta biaya operasional yang tinggi.

"Solusi Subsea Connect kami yang baru bertujuan untuk secara langsung menjawab masalah ini dengan menerapkan pendekatan bisnis baru untuk menurunkan total modal dan biaya operasional terkait dengan produksi minyak & gas laut dalam,"kata Iwan.

BHGE mengklaim dengan mengkombinasikan perencanaan dan manajemen resiko, teknologi laut dalam modular baru, kemitraan yang inovatif serta pemanfaatan teknologi digital ke dalam satu solusi, Subsea Connect dapat menghemat biaya pembangunan dari proyek-proyek bawah laut rata-rata 30% serta berpotensi untuk menambah ketersediaan cadangan minyak global hingga 16 miliar barel.

Sales Director APAC BHGE, Derek Price bahkan mengatakan melalui teknologi ini, total biaya investasi awal bisa turun hingga mencapai 50%. Penurunan biaya tersebut didapat dari biaya instalasi dan transportasi yang lebih rendah.

"Penghematan biaya 50% kami kurangi dari biaya instalansi dan tranpsortasi. Jadi ada banyak keuntungan dari penghematan biaya instalasi dan transportasi sehingga biaya bisa lebih rendah 50%,"ungkap Derek.

Selain itu, BHGE juga sesumbar bisa mengubah proyek-proyek yang tadinya tidak layak menjadi layak secara komersial. Sales Director South East Asia, Kevin Jayanathan mencontohkan proyek East Natuna yang disebut-sebut bisa dikembangkan dengan biaya yang lebih hemat jika menggunakan rangkaian solusi teknlogi BHGE ini.

"East Natuna bisa lebih efisien dengan teknologi ini sehingga bisa dikembangkan. Banyak proyek di Indonesia yang berada di perairan dangkal dan juga lapangan-lapangan migas marginal yang bisa dikembangkan dengan teknilogi ini,"ujar Kevin.

Selain itu, Kevin juga mengklaim rangkaian teknologi Aptara™ TOTEX-lite bisa membuat suatu proyek menjadi lebih cepat untuk diproduksi. Kevin mengklaim penghematan waktu dengan teknologi ini bisa mencapai 6-12 bulan.

"Kami bisa buat proyek lebih cepat. Jika proyeknya kompleks maka bisa dipercepat antara enam hingga 12 bulan. Tapi ini tergantung dengan proyeknya,"ungkap Kevin.

BHGE berharap solusi teknologi ini bisa digunakan di Indonesia. Apalagi Indonsisa bisa menjadi pasar yang empuk bagi BHGE untuk memasarkan solusi tekniologi tersebut karena Indonesia memiliki banyak potensi migas yang berada di lepas pantai dan lapangan-lapangan marginal. "Kami mengincar semua proyek di indonesia,"ujar Derek.

BHGE sendiri mengaku proyek yang baru saja diluncurkan di Indonesia ini sudah akan mulai diterapkan pada tahun ini atau awal tahun depan. Solusi teknologi in akan dipasang di lapangan migas yang ada di Afrika Barat.

Sekedar informasi, Subsea Connect merupakan kombinasi dari empat solusi penting yang salah satunya terdiri dari Project Connect yang mengatur alur kerja independen BHGE dimulai dengan menetapkan target hasil dari proyek, yang menawarkan penilaian dan pengelolaan proyek secara independen dan fleksibel oleh para pengguna.

Pendekatan Project Connect menghilangkan daur ulang proyek, menurunkan biaya dan proyek menjadi tepat waktu, serta meningkatkan kecepatan untuk sampai pada tahap Final Investment Decision (FID). Kemampuan yang luas dan mendalam yang dimiliki BHGE dalam seluruh rantai nilai memungkinkan keterlibatan awal
pada tahap evaluasi konsep dan kolaborasi yang lebih besar dalam mewujudkan nilai ekonomi proyek.

Kedua adalah Reservoir to Topsides Technology Solutions yang merupakan keemampuan lengkap dari hulu ke hilir BHGE mencakup semua aspek pengembangan, dari reservoir hingga topside. Hal ini melampaui lingkup proyek bawah laut dan termasuk manajemen reservoir, pengembangan lokasi, konstruksi sumur, optimalisasi topside dan rekayasa bawah laut.

Sistem bawah laut Aptara™ TOTEX-lite dari BHGE meliputi lightweight compact tree, modular compact manifold, composite flexible risers, SFX wellhead solution, modular compact pump dan sistem koneksi bawah laut. Teknologi ini bersifat modular, terstruktur, kompak dan dirancang agar lebih responsif terhadap perubahan kondisi dalam rentang waktu umur lokasi pengeboran, memangkas total biaya investasi awal hingga 50%.

Ketiga, Flexible Partnerships and Commercial Models yang merupakan Model kemitraan BHGE bersifat fleksibel dan dirancang untuk memanfaatkan hubungan dengan mitra paling efisien dan terpercaya untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan meningkatkan nilai ekonomi proyek. Solusi komersial inovatif dari BHGE, selaras dengan prioritas pengguna, membantu membuka potensi nilai tambah.

Keempat adalah Digital Enablement yaitu BHGE mengkombinasikan teknologi yang krusial dengan solusi digital terbaru untuk mendorong uptime yang lebih besar dan meningkatkan produktivitas.

Salah satu contohnya adalah solusi BHGE dalam pengelolaan siklus hidup aset bawah laut, yang dirancang untuk mengoptimalkan perencanaan, pelaksanaan, dan konektivitas antar proyek-proyek bawah laut sehingga menghasilkan pelaksanaan yang lebih baik dan pengelolaan jarak jauh dalam hal pemeliharaan aset. Solusi ini memungkinkan pengurangan biaya pemeliharaan hingga 20%, dan pengurangan waktu downtime hingga 5% melalui penerapan predictive analytics.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×