kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pusri lirik kembali investasi pupuk di Iran


Kamis, 09 September 2010 / 07:28 WIB
Pusri lirik kembali investasi pupuk di Iran


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Setelah pergantian manajemen puncak, PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) menyatakan minatnya untuk kembali masuk dalam proyek pupuk dengan Iran. Dalam kerjasama ini, nantinya Pusri akan menggandeng mitra baru.

Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Kementerian Perindustrian Benny Wachjudi mengatakan saat ini dengan direksi yang baru, Pusri tengah mempelajari kembali mengenai proyek kerjasama dengan Iran. "Kelihatannya mereka sedang melihat ulang lagi dan kemungkinan mereka akan mengajak partner lain untuk ikut serta dalam proyek ini," jelas Benny, awal pekan ini.

Ia menambahkan, saat ini Pusri tengah melakukan penjajakan perusahaan yang akan diikutsertakan dalam proyek pupuk Iran ini. Benny bilang, tidak menutup kemungkinan Pusri akan menjajaki untuk menggandeng mitra dari pihak swasta.

Sayangnya, Benny enggan menyebutkan siapa mitra dari pihak swasta yang akan diajak bekerjasama. Yang jelas, kata Benny perusahaan yang akan dijadikan mitra oleh Pusri ini memiliki sinergi bisnis dengan Pusri. "Harus satu sinergi apakah di dalam teknologi, pemasaran atau pengelolaannya," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengingatkan agar pusri benar-benar berkomitmen, sehingga mitra dari Iran juga mendapatkan kepastian. Hidayat juga bilang, Kementerian Perindustrian dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan menyiapkan BUMN atau investor swasta lain jika nantinya Pusri mundur lagi dari proyek ini.

Hidayat bilang, kemungkinan besar BUMN yang akan diajukan sebagai pengganti Pusri ini adalah BUMN yang memiliki sektor bisnis sama yaitu sektor pupuk. "Tapi tentunya yang memiliki keberanian untuk melakukan investasi di luar negeri," ujar Hidayat.

Benny bilang untuk melakukan pengkajian dan melakukan penjajakan dengan mitra baru, Pusri diberi waktu sekitar satu sampai dua bulan. "Yang jelas dia (Pusri) sudah berkomitmen untuk bertanggung jawab membayar iuran lagi untuk biaya due dilligence (uji tuntas)," jelas Benny.

Namun, masih ada satu hal yang menjadi ganjalan keikutsertaan Pusri dalam proyek Pupuk Iran. Yaitu, dalam aturannya, BUMN dilarang melakukan investasi di luar negeri. "Ini hal-hal yang perlu kita pikirkan peraturannya mengenai BUMN itu perlu investasi di luar negeri, itu perlu ditinjau lagi," ujar Benny.

Sebab, menurutnya dalam era globalisasi seperti saat ini semua hal perlu terintegrasi jika kita ingin industri maju. Tidak hanya di industri, d perdagangan atau ekspor saja harus begitu, ada paket kerjasama (bandling). "Karena dalam globalisasi itu investasi di luar negeri itu bukan semata-mata menyebabkan modal keluar (capital fligth) tapi juga bisa memperkuat posisi tawar kita" ungkap Benny.

Catatan saja, sejak tahun 2007 lalu pemerinta Indonesia melalui PT Pusri telah sepakat untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan asal Iran National Petrochemical Company of Iran (NPCI). Pusri dan NPCI telah mendirikan perusahaan patungan dengan nama Hangeem Petrochemical Company.

Jika tak meleset, melalui perusahaan patungan ini nantinya akan didirikan pabrik pupuk di Iran, terdiri dari pabrik urea dengan kapasitas 1 juta ton per tahun dan amonia dengan kapasitas 120.000 ton per tahun. Berdasarkan hitungan diatas kertas, nilai investasi pabrik ini mencapai US$ 700 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×