kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Radiant Utama Interinsco (RUIS) incar kontrak baru Rp 2 triliun di tahun depan


Senin, 09 Desember 2019 / 17:25 WIB
Radiant Utama Interinsco (RUIS) incar kontrak baru Rp 2 triliun di tahun depan


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang minyak dan gas (migas), PT Radiant Utama Interinsco Tbk optimistis terhadap prospek bisnisnya di tahun depan. Emiten berkode saham RUIS tersebut juga tidak akan sembarangan dalam mengikuti tender-tender pekerjaan di sektor migas.

Sebagai informasi, di kuartal tiga lalu RUIS telah memperoleh kontrak baru berjumlah Rp 3,98 triliun. Dari jumlah tersebut, 60% di antaranya merupakan kontrak untuk segmen bisnis jasa pendukung operasi (operating support). 

Baca Juga: Radiant Utama Interinsco (RUIS) raih kontrak baru Rp 3,98 triliun hingga September

Sedangkan 30% kontrak baru RUIS berasal dari segmen bisnis jasa agensi dan kegiatan lepas pantai (offshore support). Terakhir, 10% kontrak baru perusahaan berasal dari segmen bisnis lainnya seperti jasa inspeksi (inspection).

Direktur Utama RUIS Sofwan Farisyi mengatakan, capaian kontrak baru RUIS sejauh ini sudah melampaui perkiraan awal yakni di kisaran Rp 3,5 triliun. Meski begitu, ke depannya RUIS tidak ingin muluk-muluk dalam mengincar kontrak baru.

Lantas, perusahaan ini mengincar kontrak baru paling tidak di kisaran Rp 2 triliun di tahun depan. Jumlah tersebut bahkan lebih rendah dari realisasi kontrak baru RUIS di kuartal tiga kemarin.

Baca Juga: Kontrak Melebihi Target, Pendapatan RUIS Naik 23%

Meski begitu, hal tersebut bukan masalah bagi RUIS. Sebab, di tahun depan perusahaan akan lebih selektif dalam mengikuti tender-tender proyek, terutama pada segmen jasa pendukung operasi. Artinya, emiten ini hanya akan tertarik terhadap tender proyek yang diperkirakan dapat memberikan marjin keuntungan rata-rata lebih baik bagi perusahaan.

“Kami juga ikut tender apabila proyek tersebut dapat memberikan nilai tambah bagi pengembangan portofolio bisnis perusahaan di masa depan,” ungkap Sofwan, Senin (9/12).

Asal tahu saja, segmen jasa pendukung operasi selama ini menjadi penopang utama pendapatan RUIS. Di kuartal tiga lalu, lini bisnis ini menyumbang pendapatan sebesar 740,42 miliar dari total pendapatan perusahaan sebesar Rp 1,12 triliun.

Baca Juga: RUIS genggam 90% target perolehan kontrak tahun ini

Di samping itu, untuk tahun depan RUIS akan lebih fokus untuk mengincar kontrak dari segmen jasa inspeksi dan jasa penunjang konstruksi.

Sofwan melanjutkan, penurunan target kontrak baru juga disebabkan RUIS sedang fokus pada proyek kegiatan operasional di Sumur Meliwis. Proyek ini untuk menyambungkan ladang minyak Meliwis dengan Mobile Offshore Production Unit (MOPU) milik RUIS yang berada di Sumur Maleo.

Nilai biaya modal atau capital expenditure (capex) yang dibutuhkan untuk proyek Sumur Meliwis mencapai US$ 17,2 juta. Catatan Kontan, RUIS sudah menggunakan capex yang dialokasikan sebesar US$ 13,5 juta per September silam.

Baca Juga: Hingga semester 1-2019, RUIS serap capex US$ 4,5 Juta

Saat ini, perkembangan proyek Meliwis sudah mencapai kisaran 80%. “Diharapkan proyek ini akan selesai sesuai rencana yakni di periode kuartal pertama atau kedua tahun depan,” terang Sofwan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×